Minggu, 30 Desember 2012

“Pendidikan Sebagai Proses Pembudayaan”


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
     Pendidikan merupakan suatu lembaga yang mempengaruhi perkembangan Negara, baik dari segi kualiatas maupun kuantitasnya. Negara dapat berkembang dan bahkan bisa maju secara pesat jika pendidikan masyarakatnya bagus dan berkualitas,tetapi berkualitas disini bukan berarti harus melupakan bahkan melepaskan budaya bangsa.
     Saat ini, banyak sekali lembaga pendidikan yang mengesampingkan pendidikan kebudayaan dalam proses pembelajarannya,sehingga banyak  siswa yang pandai dalam bidang sains,informatika,dan lain sebagainya. Tetapi pengetahuan budaya mereka sangat minim dan bahkan ada juga yang tidak mengetahui budaya sama sekali. Maka dari itu perlu adanya penggalakan kembali pendidikan kebudayaan dalam lembaga pendidikan agar kebudayaan bangsa kita tidak punah dan di akui oleh Negara lain.
     Pendidikan merupakan bagian dari system atau subsistem yang memiliki tujuan akhir berarah pada pembangunan sebuah Negara baik pembangunan jiwa maupun raga setiap warga dari sebuah Negara. Dalam proses inilah warga Negara harus dapat mempellajari budayanya, agar timbul rasa bangga terhadap budaya Negara dan bertujuan akhir mencetak warga yang cinta bangsa dan Negara, sehingga mereka akan selalu berusaha menjaga dan melestarikan budaya bangsa, bukan malah mengabaikannya dan melupakannya.

B.     Rumusan Masalah
1.   Bagaimana hubungan kebudayaan nasional dengan pendidikan nasional?
2.   Bagaimana proses pembudayaan dalam pendidikan?



C.    Tujuan dan Manfaat Pembahasan
         Pembahasan tentang pendidikan sebagai suatu proses pembudayaan ini bertujuan:
1.        Mengetahui hubungan antara kebudayaan nasional dengan pendidikan nasional.
2.        Dapat mengetahui proses pendidikan kebudayaan dalam suatu lembaga pendidikan.
Setelah adanya pembahasan dan penjelasan tentang pendidikan sebagai proses pembudayaan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan,maupun perorangan untuk sadar akan pentingnya kebudayaan. Sehingga mendorong mereka untuk selalu melestarikan budaya dengan mengajarkan pendidikan kebudayaan terhadap siswa dan akibatnya kebudayaan bangsa tidak akan punah dan tetap berkembang di masyarakat.

D.    Metode Pengumpulan Data
         Metode yang digunakan dalam pengumpulan data karya tulis ilmiah tentang kebudayaan nasional dan proses pendiidikan ini adalah dengan cara studi pustaka.














BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hubungan antara Kebudayaan Nasional dengan Pendidikan Nasional
Pendidikan dan kebudayaan merupakan tata hubungan yang saling mempengaruhi, dimana pendidikan merupakan unsur yang mendorong terjadinya perubahan kebudayaan di dalam tata hubungan asimetris dimana suatu unsur selalu mempengaruhi unsur lainnya. Pendidikan juga selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan, karena  pendidikan merupakan sarana proses transfer kebudayaan dan cermin nilai-nilai kebudayaan.
Pendidikan juga bersifat progresif yaitu selalu mengalami perubahan perkembangan sesuai tuntutan perkembangan kebudayaan. Keduanya berkaitan erat dan terintregasi. Perbedaan budaya menjadi cermin bagi bangsa ini, membuat perbedaan system, isi dan pendidikan pengajaran sekaligus menjadi cermin tingkat pendidikan dan kebudayaan di Negara kita ini.
Pendidikan berfungsi mewariskan nilai-nilai prestasi masa lalu kegenerasi mendatang. Nilai dan prestasi tersebut merupakan kebanggaan bangsa dan menjadikan bangsa itu dikenal oleh bangsa lain. Selain mewariskan, pendidikan juga memiliki fungsi untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan prestasi masa lalu itu menjadi nilai-nilai budaya bangsa yang sesuai dengan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang, serta mengembangkan prestasi baru yang menjadi karakter baru bangsa.oleh karena itu kebudayaan nasional dan pendidikan nasional sangat erat hubungannya, karena pendidikan budaya merupan inti dari suatu proses pendidikan.

B.     Proses Pembudayaan dalam pendidikan
Pembudayaan dalam pendidikan merupakan sebuah penanaman pendidikan yang mampu merefleksikan nilai baik local maupun nasionalkepada peserta didik dengan tujuan untuk menumbuhkembanggan rasa bangga terhadap tanah airnya dan menumbuhkan rasa tanggung jawab atau proteksi terhadap kebudayaan asli Negara.
Nilai-nilai budaya lokal dan nasional yang ditanamkan secara mengakar merupakan ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam proses pendidikan mengenai adat istiadat lokal yang ada didaerah tersebut dan adat istiadat yang diakui dan dijadikan identitas bangsa. Mengingat Indonesia adalah negara yang multi-budaya maka muatan pendidikan budaya lokal yang terimplementasi dalam bentuk kurikulum budaya lokal akan berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya dalam model pendidikan ini. Sedangkan kurikulum yang bermuatan budaya nasional akan sama antara satu daerah yang satu dengan daerah yang lain. Dalam hal ini budaya nasional merupakan semua nilai-nilai budaya bersama yang sudah melebur dalam budaya nasional.
Pendidikan merupakan upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Usaha tersebut tidak boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik berada, terutama dari linkungan budayanya, karena peserta didik hidup tak terpisahkan dengan lingkungannya. Dan bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah budayannya. Ketika hal ini tarjadi, maka mereka tidak akan mengenal budayanya dengan baik dan akan menjadi orang asing dalam lingkungan budayanya.selain mejadi orang asing, yang lebih mengkhawatirkan adalah mereka tidak mengenal dan mengetahui b udayanya.
Budaya yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang, dimulai dari lingkungan terdekatnya berkembang ke lingkungan yang lebih luas, yaitu budaya nasional bangsa dan budaya universal yang dianut oleh setiap manusia. Apabila peserta didik asing dengan budaya terdekat maka dia tidak mengenal dengan baik budaya bangsa dan tidak mengenal dirinya sebagai anggota budaya bangsa. Dalam situasi demikian mereka sangat rentan terhadap pengaruh budaya luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar tanpa proses pertimbangan. Kecenderungan itu terjadi karena dia tidak memiliki norma dan nilai budaya nasionalnya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan.
Semakin kuat seseorang memiliki dasar pertimbangan, semakin kuat pula kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang menjadi warga Negara yang baik.pada titik puncaknya, nilai dan budaya kolektif secara makro akan menjadi norma dan nilai suatu bangsa. Dengan deikian peserta didik akan mejadi warga Negara yang memiliki wawasan, cara berpikir, cara bertindak dan cara menyelesaikan masalah sesuai dengan norma dan ciri keIndonesiaannya. Hal ini sesuai dengan fungsi utama pendidikan yang diamanatkan dalam UU sisdiknas “mengembagkan kemampuan dan memmbentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Oleh karena itu, aturan dasar yang mengatur sistam pendidikan nasional sudah memberikan landasan yang kokoh untuk mengembagkan potensi diri seseorang sebagai anggota masyarakat dan bangsa.
Pendidikan adalah suatu proses yang berfungsi mewariskan nilai-nilai dan prestasi masa lalu ke generasi mendatang. Nilai-nilai dan prestasi itu merupakan kebanggaan bangsa dan menjadikan bangsa itu dikenal oleh bangsa-bangsa lain. Selain mewariskan, pendidikan juga memiliki fungsi untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan prestasi masa lalu itu menjadi nilai-nilai budaya bangsa yangsesuai dengan kehidupsn masa kini dan masa yang akan datang.serta mengembangkan prestasi baru yang akan menjadi karakter baru bangsa. Pendidikan budaya dan karakter budaya bangsa merupakan inti dari pendidikan.
Proses pengembangan nilai yang menjadi landasan dari karakter itu menghendaki suatu proses yang berkelanjutan, dilakukan melalui berbagai mata pelajaran yang ada dalam kurikulum suatu pendidikan. Dalam mengembangkan pendidikan karakter bangsa, kesadaran akan siapa dirinya dan bangsanya adalah bagian yang sangat penting. Kesadaran tersebut hanya dapat terbangun dengan baik melalui sejarah yang memberikan pencerahan dan penjelasan mengenai siapa diri bangsanya dimasa lalu yang menghasilkan dirinya dan bangsanya dimasa kini. Selain itu, pendidikan harus pula dapat membangun pengetahuan, wawasan, kesadarn dan nilai berkenaan dengan lingkungan tempat diri dan bangsanya hidup, nilai yang hidup dimayarakat, system yang berlaku dan sedang berkembang, system ketatanegaraan pemerintahan dan politik, dan bahasa Indonesia dengan cara berpikirnya, kehudupan, perekonomian, ilmu, tekhnologi, dan seni. Artinya, perlu adanya terobosan kurikulum berupa perkembangan nilai-nilai yang menjadi dasar bagi pendidikan budaya dan karakter bangsa. Dengan terobosan kurikilum yang demikian, dan karakter yang dikembangkan pada diri peserta didik akan sangat kokoh dan memiliki dampak nyata dalam kehidupan diri, masyarakat, bangsa, danbahkan umat manusia.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui nilai-nilai atau kebijakan yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter bangsa. Kebijakan yang mejadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu, pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, bidaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.
         Menurut H.A.R Tilaar, pendidikan dan kebudayaan merupakan satu kesatuan eksistensial. Kebudayaan dalam pengertian tertentu merupakan proses pendidikan. Dan tidak ada kebudayaan yang statis tetapi yang terus-menerus dalam proses perubahan. Oleh karena itu, proses pendidikan tidak dapat diredusir hanya sebagai proses yang terjadi dalam lembaga sekolah, tetapi sekolah sebagai lembaga sosial merupakan bagian dari proses pendidikan sebagai proses pembudayaan. 














BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Pendidikan dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat keterkaitannya, karena tanpa adanya pendidikan, kebudayaan akan sangat sulit untuk diperkenalkan dan ditanamkan dalam diri generasi baru yang rentan akan pengaruh budaya-budaya luar.
Pendidikan dan kebudayaan merupakan satu kesatuan eksistensial. Kebudayaan merupakan proses pendidikan, dan proses pendidikan tidak hanya proses yang terjadi dalam lembaga sekolah, tetapi sekolah sebagai lembaga sosial merupakan bagian dari proses pendidikan sebagai proses pembudayaan.
B.     SARAN
     Lembaga sekolah yang melaksanakan proses pendidikan (schooling) merupakan bagian dari proses pendidikan yang lebih luas sebagai proses pembudayaan. Dengan demikian, proses pendidikan hanya dapat diketahui apabila kita menempatkan dalam lingkungan kebudayaan suatu masyarakat. Dengan kata lain, kita perlu mempunyai suatu gambaran bagaimana proses pendidikan sebagai suatu bagian dari proses pembudayaan tersebut.
Atas dasar ini, terjadinya krisis nilai pada peserta didik dikarenakan tidak berhasilnya pendidikan sebagai proses pembudayaan. Dalam konteks ini, proses pendidikan tidak harus dilakukan dalam lingkungan sekolah, tapi juga lingkungan keluarga maupun masyarakat dan teknologi.





DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Arif, 2011, Pengakaran nilai budaya dalam pendidikan, Budaya dan pendidikan, hlm.15
Lubis, Mochtar. 1992, Budaya, masyarakat dan manusia Indonesia, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
Ranjabar, Jacobus. 2006, Sistem Sosial Budaya Indonesia, Ghalia Indonesia, Bogo
Sedyawati, Edi. 2006, Budaya Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta





Tidak ada komentar:

Posting Komentar