Jumat, 28 November 2014

EVALUASI DALAM PSIKOLOGI BELAJAR

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
    Peran sekolah dan guru yang pokok adalah menyediakan dan memberikan fasilitas untuk memudahkan dan melancarkan cara belajar siswa. Guru harus dapat membangkitkan kegiatan yang membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Namun seringkali evaluasi ini dirasa menurunkan semangat siswa dalam proses belajar. Jadi seolah-olah kegiatan evaluasi ini bertentangan dengan kegiatan evaluasi pengajaran. Mengapa evaluasi belajar perlu dilakukan? Karena dengan kegiatan evaluasilah, akan diketahui apakah proses belajar mengajar, di mana siswa dan guru berintraksi, telah mencapai sasaran atau belum. Selain itu dalam belajar, perlunya diadakan evaluasi guna mengetahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan sudah tercapai atau tidak. Melalui evaluasi dapat diketahui kemajuan-kemajuan belajar terhadap anak. Evaluasi dilaksanakan berkenaan dengan situasi sesuatu aspek dibandingkan dengan situasi aspek lain akhirnya terjadilah suatu gambaran yang menyeluruh yang dapat dipandang dari berbagai segi.

B.    Latar Belakang
1.    Apa pengertian dan objek evaluasi?
2.    Apa tujuan dan fungsi evaluasi?
3.    Apa saja jenis-jenis evaluasi?
4.    Apa saja teknik evaluasi?
5.    Apa peranan psikologi belajar dalam kegiatan evaluasi?

C.    Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui pengertian dan objek evaluasi.
2.    Untuk mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi.
3.    Untuk mengetahui jenis-jenis evaluasi.
4.    Untuk mengetahui teknik evaluasi.
5.    Untuk mengetahui peranan psikologi belajar dalam kegiatan evaluasi.


BAB II
PEMBAHASAN

1.    Pengertian dan Objek Evaluasi
    Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluatin yang berarti penialaian atau penaksiran, Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen keadaan dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
    Menurut Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1997) : Evaluation refer to the act or process to determining the value of something. Menurut definisi ini, maka istilah evaluasi itu menunjukkan kepada atau mengandung pengertian : suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu. Istilah evaluasi sering dikacaukan dengan pengukuran. Keduanya memang ada kaitan dengan erat, tetapi sebenarnya mengandung titik beda.
    Anne Aniasti mengartikan evaluasi sebagai ”A sysk Matic proses of determiring the extent to whit introduksional objektivitas are achieved by pupil”.Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan incidental,melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana sistematik dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.
    Sudjiono  menyebutkan : “Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu”. Selanjutnya Sudjono  juga menyebutkan: “Evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya”. Dengan demikian evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
    Aktivitas belajar, perlu di adakan evaluasi. Hal ini penting karena dengan evaluasi kita dapat mengetahuiapakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Istilah evaluasi sering di kacaukan dengan pengukuran, keduanya memang ada kaitan yang erat, tetapi sebenarnya mengandung titik beda. Menurut Sumadi Suryabrata pengukuran mencakup segala cara untuk memperoleh informasi yang dapat dikuantifikasikan. Sedangkan evaluasi menekankan penggunaan informasi yang diperoleh dengan pengukuran maupun dengan cara lain untuk menentukan pendapat dan membuat keputusan-keputusan pendidikan.
            Evaluasi dilaksanakan berkenaan dengan situasi sesuatu aspek dibandingkan dengan situasi aspek lain akhirnya terjadilah suatu gambaran yang menyeluruh yang dapat dipandang dari berbagai segi. Evaluasi juga dilakukan dengan cara membanding-bandingkan situasi sekarang dengan situasi yang lampau atau situasi yang sudah lewat.
    Kaitan antara evaluasi dan pengukuran, dijelaskan oleh Nasrun Harahap, dan kawan-kawan sebagai berikut.
    Pengukuran dan evaluasi mempunyai hubungan yang erat. Evaluasi memberikan petunjuk pada bidang-bidang mana diperlukan pengukuran, sebaliknya evaluasi tidak mungkin dilakukan tanpa pengukuran. Pengukuran dilakukan atas ketrampilan, kesanggupan dan achievement tiap individu atau kelompok.
    Evaluasi dilakukan berkenaan dengan situasi sesuatu aspek yang dibandingkan dengan situasi aspek yang lain akhirnya terjadilah suatu gambaran yang menyeluruh yang dapat dipandang dari berbagai segi. Evaluasi juga dilakukan dengan cara membanding-bandingkan situasi sekarang dengan situasi yang lampau atau yang sudah lewat.
    Adapun aspek-aspek kepribadiannya yang harus diperhatikan merupakan objek di dalam pelaksanaan evaluasi tersebut, menurut Nasrun Harahap, adalah sebagai berikut :
1.    Aspek-aspek tentang berpikir, meliputi : inteligensi, ingatan, cara menginterpretasi data, pokok-pokok pengajaran, dan pemikiran yang logis.
2.    Dari segi perasaan sosialnya, meliputi : kerja sama dengan kawan sekelasnya, cara bergaul, cara pemecahan masalah, serta nilai-nilai sosial.
3.    Dari kekayaan sosial dan kewarganegaraan, meliputi : pandangan hidup atau pendapatnya terhadap masalah-masalah sosial, politik, dan ekonomi.
Aspek-aspek tersebut masih dapat di rinci ke dalam hal-hal yang lebih khusus yang disesuaikan dengan keperluan atau tujuan penilaian.
Dan Objek atau sasaran evaluasi pendidikan adalah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan.
Objek dari evaluasi pendidikan meliputi tiga aspek, yakni :
1.    Aspek Pengetahuan (kognitif)
2.    Aspek Sikap (afektif)
3.    Aspek Ketrampilan (psikomotorik)

2.    Tujuan dan Fungsi Evaluasi
    Tujuan evaluasi dapat dilihat dari dua segi, tujuan umum dan tujuan khusus. L. Pasaribu dan Simanjuntak, menegaskan bahwa:
1.    Tujuan umum dari evaluasi adalah sebagai berikut :
a.    Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
b.    Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat.
c.    Menilai metode belajar yang dipergunakan.
2.    Tujuan Khusus dari evaluasi adalah sebagai berikut :
a.    Merangsang kegiatan siswa.
b.    Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan.
c.    Memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar atau metode belajar.
d.    Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan.
e.    Memperoleh bahwa laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan.
Tujuan lain dari diadakannya evaluasi adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang dicapai dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan.
2.    Untuk mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang diajarkan dapat dilanjutkan dengan bahan yang baru atau harus diulangi kembali.
3.    Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi guna menentukan apakah siswa tersebut dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi ataukah harus mengulang dikelas semula.
4.    Untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai oleh anak-anak sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum.
5.    Untuk mengadakan seleksi dan penempatan.
6.    Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang dipergunakan dalam proses pembelajaran.

    Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar-mengajar, evaluasi mempunyai fungsi yang amat penting, yaitu :
1.    Untuk menentukan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai
    dengan tingkat kemampuan (dan karakteristik lainnya) yang dimiliki oleh
    murid.
2.    Untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar-mengajar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid.
3.    Untuk memberikan angka yang tepet tentang kemajuan atau hasil belajar dari
    setiap murid.
4.    Untuk mengenal latar belakang (psikologis, fisik, dan lingkungan) murid yang
    mengalami kesulitan belajar, nantinya dapat dipergunakan sebagai dasar dalam
    pemecahan kesulitan-kesulitan belajar yang timbul.
    Selanjutnya, evaluasi juga mengandung fungsi psikologis yang cukup signifikan bagi siswa maupun bagi guru dan orang tuanya.
    Bagi siswa, penilaian guru merupakan alat bantu untuk mengatasi kekurangmampuan atau ketidakmampuannya dalam menilai kemampuan dan kemajuan dirinya sendiri. Dengan mengetahui taraf kemampuan dan kemajuan dirinya sendiri, siswa memiliki self-consciousness, kesadarannya yang lugas mengenai eksistensi dirinya, dan juga metacognitive, pengetahuan yang benar mengetahui batas kemampuan akalnya sendiri (Mulcahy et al, 1991). Dengan demikian, siswa diharapkan mampu menentukan posisi dan statusnya secara tepat di antara teman-teman dan masyarakatnya sendiri.
    Bagi orangtua atau wali siswa, dengan evaluasi itu kebutuhan akan pengetahuan mengenai hasil usaha dan tanggung jawabnya mengembangkan potensi anak akan terpenuhi.
    Bagi para guru, hasil evaluasi prestasi tersebut dapat membantu mereka dalam menentukan warna sikap “efikasi-diri” dan “efikasi-kontekstual”.

3.    Jenis-Jenis Evaluasi
    Biasanya evaluasi di bagi menjadi empat jenis, yaitu : evaluasi formatif, evaluasi sumatif, evaluasi placement, dan evaluasi diagnostik. Keempat jenis evaluasi tersebut secara singkat akan dibahas dari segi fungsi, tujuan, aspek yang dinilai dan waktu pelaksanaannya.
1.    Evaluasi Formatif
-  Fungsi : untuk memperbaiki  proses belajar mengajar ke arah yang lebih baik , atau
            memperbaiki program satuan pelajaran yang telah digunakan.
-  Tujuan:untuk mengetahui hingga di mana penguasaan murid tentang bahan yang
            telah diajarkan dalam suatu program satuan pelajaran.
-  Aspek-aspek yang dinilai : yang berkenaan dengan hasil pelajaran murid, meliputi :
            pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan terhadap bahan pelajaran
            yang telah disajikan.
- Waktu pelaksanaan: setiap akhir pelaksanaan satuan program belajar mengajar.
2.    Evaluasi Somatif
-Fungsi : untuk menentukan angka atau nilai murid setelah mengikuti program
    pengajaran dalam satu semester atau akhir dari suatu program bahan
    pengajaran dari suatuunit pendidikan.
-Tujuan :untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh murid setelah
    menyelesaikan program bahan pengajaran dalam satu semester atau akhir.
-Aspek-aspek yang dinilai : kemajuan belajar.
-Waktu Pelaksanaan: akhir caturwulan, semester, atau akhir tahun.
3.    Evaluasi Placement (Penempatan)
-    Fungsi : untuk mengetahui keadaan anak termasuk keadaan seluruh pribadinya, agar
        anak tersebut dapat ditempatkan pada posisinya yang tepat.
-    Tujuan :untuk menempatkan anak didik pada kedudukan yang sebenarnya,
        berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesangupan serta keadaan-keadaan
        yang lainnya, sehingga anak tidak mengalami hambatan dalam mengikuti
        setiap program/bahan yang disajikan guru.
-    Aspek-aspek yang dinilai meliputi : keadaan fisik. Psikis, bakat,Kemampuan atau
        pengetahuan, keterampilan, sikap dan lain-lain aspek yangdianggap perlu
        bagi kepentingan pendidikan anak selanjutnya.
-    Waktu pelaksanaan: penilaian ini sebaiknya dilaksanakan sebelum anak mengikuti
        proses belajar mengajar yang permulaan. Atau anak tersebut baru akan
        mengikuti pendidikan disuatu tingkat tertentu.
4.    Evaluasi Diagnostik
-    Fungsi : untuk mengetahui masalah-masalah apa yang diderita atau yang mengganggu
        anak didik, sehingga ia mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan ketika
        mengikuti program tertentu.
-    Tujuan : untuk mengatsi/membantu pemecaham kesulitan atau hambatan yang dialami
        anak didik waktu mengikuti kegiatan belajar-mengajar pada suatu studi atau
        keseluruhan bidang pengajaran.
-    Aspek-aspek yang dinilai : hasil belajar, latar belekang kehidupan anak, keadaan
        keluarga dan lingkungan.
-    Waktu pelaksanaan: dapat dilaksankan setiap saat sesuai dengan kebutuhan.

4.    Teknik Evaluasi
    Dalam pelaksanaannya, evaluasi dapat ditempuh melalui dua cara yaitu teknik tes dan non-tes.
1.    Teknik tes
Teknik tes dapat berbentuk:
-    Tes tertulis
-    Tes lisan
-    Tes perbuatan
Tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (ajeg).  Artinya, apabila alat itu diujikan kepada kelompok siswa pada waktu tertentu menghasilkan prestasi “X”, maka prestasi yang sama atau hamper sama dengan “X” itu dapat pula dicapai kelompok siswa tersebut setelah diuji ulang dengan alat yang sama pada waktu yang lain.
    Tingkat reliabilitas dapat diketahui dengan menerapkan berbagai metode perhitungan. Beberapa metode perhitungan tingkat reliablitas yang biasa digunakan meliputi: metode tes ulang, tes kembar, tes belah dua.
2. Teknik non-tes
- Angket
Angket juga dapat membantu dalam penilaian hasil belajar. Dengan menggunakan angket, pengumpulan data jauh lebih praktis dan menghemat waktu. Tapi sering kali angket jawaban-jawaban yang diberikan dalam sebuah angket kurang akurat. Pada umumnya tujuan penggunaan angket untuk memperoleh data mengenai latar belakang siswa dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.
- Wawancara / Interview
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, tatap muka, dengan arah dan tujana yang telah ditentukan.
- Observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun buatan. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar.
- Kuesioner atau Inventori
    Dengan teknik ini tidak jauh berbeda dengan teknik angket. Hanya saja dalam teknik ini pencarian informasi lebih mendetail. Misalnya kuisioner dilihat dari segi macamnya yaitu Kuisioner langsung dan tak langsung.
    Kuesioner langsung, kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya. Kuesioner tidak langsung, kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang diminta keterangannya. Kuesioner tidak langsung biasanya digunakan untuk mencari informasi tentang bawahan, anak, saudara, tentangga dan sebagainya.

5.    Peranan Psikologi Belajar dalam Kegiatan Evaluasi
    Sebagaimana telah dijelaskan dalam uraian terdahulu, bahwa psikologi belajar pada dasarnya adalah membicarakan aspek-aspek psikologi yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, sedangkan evaluasi belajar adalah suatu aktivitas untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan belajar maka dapat dikatakan bahwa psikologi belajar akan mendasari segala kegiatan yang menyangkut evaluasi belajar.
    Istilah ”kegiatan” di sini mencakup hal-hal sejak dari :
-    Persiapan, pelaksanaan sampai pada follow up
-    Penetapan tujuan
-    Pemilihan jenis evaluasi
-    Pemilihan alat yang digunakan dalam evaluasi
-    Penyusunan materi/isi evaluasi itu sendiri



















BAB III
KESIMPULAN
Evaluasi merupakan suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sedangkan evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai dalam suatu pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya. Dengan demikian evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Tujuan diadakannya evaluasi ini dalam pendidikan bagi peserta didik untuk mengetahui kadar kemampuan siswa dalam menerima mata pelajaran apakah ia mampu menyerap ilmu yang telah diterimanya. Sedangkan tujuan evaluasi bagi seorang guru untuk menentukan metode apa yang akan dilakukan selanjutnya dalam hasil yang telah diterima seorang siswa. Teknik-teknik atau cara yang dilakukan dalam proses evaluasi ada teknik tes dan teknik non tes. Misalnya Teknik tes dengan cara memberikan pertanyaan atau ulangan setiap akhir bab mata pelajaran yang telah disampaikan. Sedangkan teknik non tes bisa dilakukan dengan cara wawancara, pemberian angket, observasi dan lain-lain. Peranan psikologi belajar pada evaluasi membicarakan aspek-aspek psikologi yang mempengaruhi proses dan hasil belajar pada psikologi belajar ini akan mendasari segala kegiatan yang menyangkut evaluasi belajar.
















DAFTAR PUSTAKA
Sudijono, Annas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rajagravindo Persada, 2009
Thoha Chabib, Teknik evaluasi pendidikan, Jakarta: PT. Rineka grafindo Persada, 2001
Ahmadi Abu, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2013
Sahlan, Penilaian Berbasis Kelas, Jember: Center For Society Studies, 2007
Masyhud Sulthon, Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta: Diva Pustaka, 2003
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan “Dengan Pendekatan Baru”, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010
Djiwandono Wuryani Esti Sri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Gramedia, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar