BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap dan semua organisasi non profit sebagaimana telah diuraikan terdahulu adalah wadah yang menghimpun sejumlah manusia (dua orang atau lebih) karena memiliki kepentingan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya sebagai manusia. Kepentingan yang sama itu dikristralisasikan menjadi tujuan bersama sebagai salah satu unsur dari sebuah organisasi, yang harus dilalui sebagai kerjasama yang efektive dan efesien sebagai dinamika organisasi. Untuk mencapai kerjasama seperti itu agar tujuan dapat dicapai, dalam mengimplimentasikan kegiatan management di lingkungan suatu organisasi diawali dengan membuat perencanaan.
Untuk itu dalam uraian berikut akan diketengahkan mengenai perencanaan sebagai salah satu fungsi manajemen.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian perencanaan
2. Konsep dasar perencanaan pendidikan
3. Jenis-jenis perencanaan pendidikan
4. Model-model perencanaan pendidikan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaaan
Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan untuk masa depan. Kegiatan ini dimaksud untuk mengatur berbagai sumberdaya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin. Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan antara yang satu dan yang lainnya dalam proses perencanaan.
Ketiga kegiatan itu adalah, 1) perumusan tujuan yang ingin dicapai, 2) pemilihan program untuk mencapai tujuan itu, 3) identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.
Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikejakan, dan siapa yang mengerjakannya. Perencanaan juga sering disebut sebagai jembatan antara kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan akan terjadi dimasa depan. Meskipun keadaan masa depan yang tepat itu sulit diperkirakan, karena banyak faktor yang ada diluar kekuasaan manusia yang berpengaruh terhadap rencana, tetapi tanpa perencanaan kita akan menyerahkan sepenuhnya terhadap masa yang akan datang itu dengan kebetulan. Itulah sebabnya Koontz menyerahkan perencanaan sebagai proses intelektual yang menentukan secara sadar kegiatan yang akan ditempuh dan mendasarkan keputusan-keputusan pada tujuan yang hendak dicapai, informasi yang tepat waktu dan dapat terpercaya, serta memperhatikan perkiraan keadaan yang akan datang.
2
Oleh karena itu perencanaan membutuhkan pendekatan rasional kearah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan demikian perencanaan yang baik hendaknya memperhatikan sifat sifat yang akan datang, dimana keputusan dan tidakan efektif dilaksanakan. Itulah sebabnya berdasarkan kurun waktunya dikenal perencanaan tahunan atau rencana jangka pendek (kurang dari lima tahun), rencana jangka menegah (5 sampai 10 tahun) dan rencana jangka panjang (diatas 10 Tahun).
Dengan demikian yang dimaksud dengan perencanaan pendidikan adalah keputusan yang diambil untuk melakukan tindakan berdasarkan waktu tertentu agar penyelenggaraan sistem pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien, serta menghasilkan lulusan yang lebih bermutu, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan. Dalam kaitan ini cara cara menyelenggarakan pendidikan baik yang bersifat formal, non formal, maupun kegiatan informal merupakan kegiatan komplementer di dalam satu sistem pendidikan yang tunggal.
B. Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan
Beberapa devinisi perencanaan pendidikan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut.
a. Menurut Guruge bahwa perencanaan pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan adalah tugas dari perencanaan pendidikan.
b. Menurut Albert Waterston bahwa perencanaan pendidikan adalah investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan kegiatan kegiatan pembangunan lain yang didasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
3
c. Menurut coombs bahwa perencanaan pendidikan adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakatnya.
Perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan dan menentukan seperangkat keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi dan apa yang akan dilakukan. Fungsi perencanaan adalah :
(a) sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian,
(b) menghindari pemborosan sumber daya,
(c) alat bagi pengembangan quality assurance, dan
(d) upaya untuk memenuhi accountability kelembagaan.
Hal-hal yang penting dalam menyusun rencana, yaitu:
(a) berhubungan dengan masa depan,
(b) seperangkat kegiatan,
(c) proses yang sistematis, dan
(d) hasil serta tujuan tertentu.
Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan kepadanya.
Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa depan yang diarahkan untuk mencapai tujuan dengan cara yang optimal dalam pembangunan ekonomi dan sosial secara menyeluruh dari suatu negara. Empat hal yang menyangkut perencanaan pendidikan, yaitu:
(a) tujuan yang akan dicapai dalam perencanaan,
(b) keadaan yang terjadi sekarang,
(c) alternatif pilihan kebijakan dan prioritas dalam mencapai tujuan, dan
(d) strategi penentuan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan.
4
Perencanaan pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan untuk melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas, dan biaya pendidikan dengan mempertimbangkan kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik untuk mengembangkan sistem pendidikan negara dan peserta didik yang dilayani oleh sistem tersebut.
Perencanaan merupakan alat pengubah dan pengendali perubahan, sedangkan pembangunan artinya mengubah untuk maju dan berkembang menuju arah tertentu. Ini berarti setiap upaya pembangunan memerlukan perencanaan dan setiap perencanaan adalah untuk mewujudkan upaya pembangunan.
C. Jenis-jenis Perencanaan Pendidikan
Menurut Besarannya ( Magnitude)
1). Perencanaan Makro
Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara cara mencapai tujuan itu pada tingkat nasional. Rencana pembangunan nasional dewasa ini biasanya meliputi rencana dalam bidang ekonomi dan sosial.
Dipandang dari sudut Perencanaan Makro, tujuan yang harus dicapai negara khususnya dalam bidang peningkatan SDM adalah pengembangan sistem pendidikan untuk menghasilkan tenaga pembangunan baik secara kualitatif maupun kuantitatif, Secara kuantitatif pendidikan harus menghasilakan tenaga yang cukup banyak sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Sedangkan secara kualitatif harus dapat menghasilkan tenaga pembangun yang terampil sesuai dengan bidangnya dan memiliki jiwa pancasila untuk melaksanakan fungsi perencanaan makro ini.
5
2). Perencanaan Meso
Kebijaksanaan yang telah ditetapkan pada tingkat makro, kemudian dijabarkan kedalam program program yang lebih kecil. Pada tingkat ini perencanaan sudah lebih bersifat operasional disesuaikan dengan, departemen atau unit unit.
3). Perencanaan Mikro
Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan pada tingkat institusional dan merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso. Khususan Kehususan dari lembaga mendapat perhatian, namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan makro ataupun meso. Contoh perencanaan mikro yaitu kegiatan belajar mengajar.
Menurut Tingkatannya
1.) Perencanaan Strategik (Renstra)
Perencanaan strategik disebut juga perencanaan jangka panjang. Strategi itu menurut R.G Murdick J.E Ross diartikan sebagai konfigurasi tentang hasil yang diharapkan tercapai pada masa depan. Dapat juga disebut konsepsi hari depan. Bentuk konfigurasi terungkap berdasarkan 1) Ruang lingkup 2) Hasil persaingan 3) target dan 4) penataan sumber sumber.
Pertama, ruang lingkup pendidikan menyangkut hasil hasil pendidikan yang diharapkan, pemakai hasil pendidikan, pasaran hasil pendidikan, kualitas hasil dan karakteristik yang ditentukan untuk hasil pendidikan.
Kedua, kemampuan hasil (produktifitas) pendidikan yang berkaitan dengan posisi suplay, pengelolaan yang spesifik dan kapasitas merespon terhadap gerak perubahan.
Ketiga, spesifikasi target-target yang menegaskan pernyataan kuantitatif kuantitatif tujuan tujuan yang akan dicapai, profitabilitas dan infestasi beserta perkiraan resiko atau faktor penunjang lainnya.
6
Keempat, penentuan sumber sumber pendidikan menyangkut alokasi pengembangan sumber daya pendidikan, faktor geografik dan kecenderungan perubahan yang berkenaan dengan sistem nilai. Sistem nilai itu akan memberi arah terhadap konsep, gagasan maupun praktik praktiik kependidikan.
2.) Perencanaan Koordinatif
Sesuai dengan namanya perencanaan koordinatif ditujukan untuk mengarahkan jalannya pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Perencanaan koordinatif biasanya sudah terperinci dan menggunakan data statistik. Namun demikian, kadang kadang juga menggunakan akal sehat. Perencanaan ini mempunyai cakupan semua aspek operasi suatu sistem yang meminta ditaatinya kebijakan kebijakan yang telah ditetapkan pada perencanaan strategik.
3.) Perencanan Operasional
Perencanaan operasional memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan dilapangan dari suatu rencana strategi. Perencanaan ini bersifat spesifik dan berfungsi untuk memberikan petunjuk konkret tentang bagaimana suatu program atau proyek harus dilaksanakan menurut aturan, prosedur dan ketentuan lain yang ditetapkan secara jelas sebelumnya. Itulah sebabnya rencana operasional ini telah dijabarkan dan diterjemahkan kedalam data kuantitatif yang dapat diukur dan biasanya dipergunakan dimensi uang. Dengan demikian, rencana operasional mudah diukur, peranan keberhasilan unit unit mudah dibandingkan dan sekaligus dapat dijadikan ukuran keberhasilan. Artinya rencana operasional sekaligus dapat dijadikan ukuran keberhasilan. Artinya rencana operasional berfungsi sebagai instrument yang cukup halus dan tajam untuk mengenali keadaan waktu lampau dan bisa atau akan dijadikan alat atau teknik perencanaan berikutnya.
7
Perencanaan biasanya tidak mempergunakan pendekatan integratif, seperti halnya renstra. Oleh karena itu beberapa kelemahan yang ditimbulkan dan rencana ini, antara lain (1) satuan harga yang spesifik (2) alat ukur sering berbeda beda (3) pekerjaan ada kalanya tertunda, staf yang terhenti (4) peranan dan kontribusi pemimpin terhadap pencapaian tujuan jangka panjang tidak diukur. Kesemua itu merupakan hambatan-hambatan sistem.
Menurut Jangka Waktunya
1. Perencanaan Jangka Pendek
Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan tahunan atau perencanaan yang dibuat untuk dilaksanakan dalam waktu kurang dari lima tahun, sering disebut sebagai rencana operasional.
Perencanaan ini merupakan penjabaran dari rencana jangka menengah dan jangka panjang.
2. Perencanaan Jangka Menengah
Perencanaan jangka menengah mencakup kurun waktu pelaksanaan 5-10 Tahun. Perencanaan ini penjabaran dari rencana jangka panjang, tetapi sudah lebih besifat operasional.
3. Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan jangka panjang meliputi cakupan waktu diatas 10 tahun sampai dengan 25 tahun. Perencanaan ini mempunyai jangka menengah, lebih lebih lagi jika perencanaan jangka menengah , lebih lebih lagi jika dibandingkan dengan rencana jangka pendek. Semakin panjang rencana itu semakin banyak pula variabel yang sulit dikontrol. Berdasarkan keriteria diatas rencana pembangunan lima tahun dapat digolongkan kedalam perencanaan jangka sedang, sedangkan perencanaan tahunan termasuk perencanaan jangka pendek. Perencanaan tahunan atau Anual Planning merupakan tahap tahap dari repelita. Suatu perencanaan tahunan biasanya mempunyai kaitan yang erat dengan apa yang telah dilakukan pada tahun yang lalu dan yang direncanakan pada tahun berikutnya.
8
Dengan demikian, perencanaan tahunan bukan hannya sekedar pembabakan dari rencana lima tahun, tapi merupakan penyempurnaan dari rencana itu sendiri.
Kegiatan perencanaan tahunan yang kita lakukan berlangsung secara setahun penuh. Itulah sebabnya ada istilah siklus (lingkaran) perencanaan Tahunan. Pelaksanaan dalam pelita dimulai 1 April sampai 31 Maret pada tahun berikutnya. Periode ini berlaku juga bagi penyelesaian proses perencanaannya.
D. Model-model Perencanaan Pendidikan
Model perencanaan komprehensif
Model ini terutama digunakan untuk menganalisis perubahan-perubahan dalam system pendidikan secara keseluruhan. Di samping itu berfungsi sebagai suatu patokan dalam menjabarkan rencana-rencana yang lebih spesifik kea rah tujuan-tujuan yang lebih luas.
Model target setting
Model ini diperlukan dalam upaya melaksanakan proyeksi ataupun memperkirakan tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu.
Model costing (pembiayaan) dan keefektifan biaya
Model ini sering digunakan sering digunakan untuk menganalisis proyek-proyek dalam criteria efisien dan efektifitas ekonomis. Penggunaan model ini dalam pendidikan didasarkan pada pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak terlepas pada pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak terlepas dari pembiayaan.
Model PPBS
PPBS (planning, programming, budgeting system), dalam bahasa Indonesia adalah system perencanaan, penyusunan program dan penganggaran (SP4). Model ini bermakna bahwa perencanaan, penyusunan program dan penganggaran dipandang sebagai suatu system
9
yang tak terpisahkan satu sama lainnya. PPBS merupakan suatu proses yang komprehensif untuk pengambilan keputusan yang lebih efektif.
10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perencanaan pendidikan adalah keputusan yang di ambil untuk melakukan tindakan selama waktu tertentu (sesuai dengan jangka waktu perencanaan) agar penyelenggaraan sistem pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien.
Ada empat hal yang menyangkut perencanaan pendidikan, yaitu:
a. tujuan yang akan dicapai dalam perencanaan,
b. keadaan yang terjadi sekarang,
c. alternatif pilihan kebijakan dan prioritas dalam mencapai tujuan, dan
d. strategi penentuan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan.
Jenis Jenis Perencanaan Pendidikan
Menurut Besarannya
a. Makro
b. Messo
c. Mikro
Menurut Tingkatannya
a. Strategik
b. Koordinatif
c. Operasional
Menurut Jangka Waktunya
a. Pendek
b. Menengah
c. Panjang
Model Model Perencanaan Pendidikan
a. Komperehensif
b. Target setting
c. Costing
d. PPBS
11
DAFTAR PUSTAKA
Nawawi Hadari ,Manajemen Strategik, Gadjah Mada University Press
Fattah Nanag ,Landasan Management Pendidikan, Bandung:Remaja Rosdakarya Offset
Syamsuddin Abin, Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, Mei 2011
Pidarta Made , Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan Pendidikan Sistem, Rineka Cipta, Jakarta, Januari 1990,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar