BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kurikulum sekolah-sekolah dewasa ini metode dan sistem penyampaiannya dipergunakan pendekatan dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
Pendekatan ini dianggap merupakan salah satu sistem yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang optimal dengan melalui satuan pelajaran. Satuan pelajaran adalah kegiatan belajar mengajar guna membahas suatu bahan atau satuan bahasan, dalam rangka pencapaian tujuan yang lebih khusus (tujuan instruksional khusus). Tujuan instruksional khusus ini hendaknya dirumuskan dengan jelas, dapat diukur, serta dalam bentuk tingkah laku murid.
Dengan rumusan dan tujuan yang jelas akan memudahkan menyusun dan mengembangkan bahan pengajaran, alat pengajaran serta rencana dan pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana posisi siswa dan guru ?
2. Apa pengertian remedial ?
3. Bagaimana perbaikan remedial dengan pengajaran biasa ?
4. Bagaimana pengajaran remedial teaching itu?
5. Apa saja fungsi remedial teaching ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami posisi siswa dan guru.
2. Untuk mengetahui pengertian remedial.
3. Untuk memahami perbaikan remedial dengan pengajaran biasa.
4. Untuk memahami pengajaran remedial teaching.
5. Untuk mengetahui fungsi remedial teaching.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Posisi Siswa dan Guru
Kenyataan menunjukkan bahwa setiap siswa dalam proses belajar mengajar mempunyai hasil yang berbeda-beda. Dalam pedagogik perbedaan individu ini harus diterima atau merupakan prinsip dalam setiap situasi pendidikan. Pendidik atau guru selalu berhadapan dengan anak yang konkret yang tidak ada bandingannya dengan anak lain. (Dr. H. J. Langeveld menyebut prinsip individualissasi). Kenyataan menunjukkan dalam proses belajar mengajar selalu dijumpai adanya anak yang berbakat, kemampuan tinggi, ada yang kurang berbakat, ada yang cepat, ada yang lambat disamping latar belakang mereka yang berupa pengalaman berbeda-beda. Atas dasar ini perlu ada pelayanan yang bersifat individual dalam proses belajar mengajar yang menyangkut masalah bahan, metode, alat, evaluasi, dan lain-lain. Atas dasar perbedaan individual ini guru dalam proses belajar mengajar harus menggunakan berbagai pendekatan dengan menggunakan suatu anggapan :bila siswa mendapat kesempatan belajar sesuai dengan pribadinya dapat diharapkan mencapai prestasi belajar yang optimal sesuai dengan kemampuanya.
Untuk membantu setiap pribadi dalam mencapai prestasi yang optimal digunakan pendekatan pengajaran perbaikan (remedial teaching).
Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Unsur manusiawi lainnya adalah anak didik. Guru dan anak didik berada dalam suatu relasi kejiwaan. Keduanya berada dalam proses interaksi edukatif dengan tugas dan peranan yang berbeda. Guru yang mengajar dan mendidik dan anak didik yang belajar dengan menerima bahan pelajaran dari guru di kelas. Guru dan anak didik berada dalam koridor kebaikan. Oleh karena itu, walaupun mereka berlainan secara fisik dan mental, tetapi mereka tetap seiring dan setujuan untuk mencapai kebaikan akhlak, kebaikan moral, kebaikan hukum, kebaikan sosial, dan sebagainya.
Mengajar adalah tugas guru untuk menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar. Karenanya Witherington mengatakan bahwa mengajar adalah transfer of knowledge kepada anak didik. Mengajar selalu berlangsung dalam suatu kondisi yang disengaja untuk diciptakan untk mengantarkan anak didik kea rah kemajuan dan kebaikan.
Tetapi perlu diketahui bahwa mengajar tidak sama dengan mendidik. Mengajar hanya sebatas menuangkan sejumlah bahan pelajaran kepada anak didik di kelas atau di ruangkan tertentu. Sedangkan mendidik adalah suatu usaha yang disengaja untuk membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif-kreatif dan mandiri. Karena itulah mendidik lebih dekat dengan transfer of values. Ruang lingkup kegiatan mendidik lebih luas dari areal kegiatan mengajar. Walaupun begitu, baikm mengajar ataupun mendidik, keduanya adalah tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga professional.
Kemuliaan guru akan tercermin dalam kebaikan perilaku anak didik. Kebaikan hati anak didik adalah sebagai manifestasi dari kebaikan pengajaran dan pendidikan yang diberikan oleh guru. Sekolah sebagai panti rehabilitasi anak merupakan laboratorium keilmuan bagi guru dalam mengajar dan membelajarkan anak didik dalam perspektif keilmuan. Di tempat ini anak didik belajar bebas terpimpin, aktif, kreatif, dan mandiri, di bawah bimbingan dan pengawasan yang mulia dari guru.
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh Guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran mereka (Kognitif) dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dan atau di ruang praktek/laboratorium. Sehubungan dengan tugas ini, guru hendaknya selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat perencanaan pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat.
Upaya ini tentu menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif, berupaya menarik minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, membangkitkan motivasi belajar, pelayanan individu (pembelajaran privat) dan penggunaan media dalam pembelajaran.
B. Pengertian Remedial
Kata remedial berasal dari bahasa Inggris yang artinya menyembuhkan, membetulkan. Ini berarti bahwa pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang bersifat menyembuhkan sehingga menjadi baik atau sembuh dari masalah pembelajaran yang dirasa sulit.
Menurut Natawija dalam bukunya Pengajaran Remedial, mengemukakan bahwa dilihat dari arti katanya remedial berarti bersifat menyembuhkan/ membetulkan atau membuat menjadi baik.
Menurut Nafsiah Ibrahim dan Partino dalam bukunya Pengantar Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial, pembelajaran remedial perlu diadakan bila telah diketahui terlebih dahulu apa dan bagaimana kesulitan belajar yang dialami peserta didik, pengajaran remedial merupakan bentuk khusus pengajaran yang meliputi cara mengajar, cara belajar, materi pelajaran, metode mengajar, cara belajar, materi pelajaran, fasilitas dan lingkungan yang ikut mempengaruhi proses belajar tersebut.
Syamsudin dalam Ishak dan Warji menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kegiatan perbaikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis, sifat kesulitan belajar, faktor-faktor penyebanya serta cara mendapatkan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data informasi yang seobjektif mungkin.
C. Perbaikan Remedial dengan Pengajaran Biasa
Secara umum pengajaran perbaikan tidak berbeda dengan pengajaran biasa yaitu dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Secara khusus pengajaran perbaikan bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan
a. Perbandingan Pengajaran Biasa dengan Pengajaran Perbaikan
Kegiatan pengajaran biasa sebagai program belajar mengajar di kelas dan semua siswa ikut berpartisispasi. Pengajaran perbaikan diadakan setelah diketahui kesulitan belajar kemudian diadakan pelayanan khusus.
Tujuan pengajaran biasa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sama untuk semua siswa. Pengajaran perbaikan tujuannya disesuaikan dengan kesulitan belajar siswa walaupun tujuan akhirnya sama.
Metode dalam pengajaran biasa sama buat semua siswa. Sedang metode dalam pengajaran perbaikan berdeferensial (sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan).
Pengajaran biasa dilakukan oleh guru, sedangkan pengajaran perbaikan oleh team (kerja sama).
Alat pengajaran perbaikan lebih bervariasi (pengguna tes diagnotis, sosiometri, alat-alat laboratorium, dan lai-lain)
Pengajaran perbaikan lebih diferensial dengan pendekatan individual
Pengajaran perbaikan evaluasinya disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
D. Pengajaran Remedial Teaching
Remedial teaching atau pengajaran perbaikan adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan singkat pengajaran yang membuat menjadi baik. Maka pengajaran perbaikan atau remedial teaching itu adalah bentuk khusus pengajaran yang berfungsi untuk menyembuhkan, membetulkan atau membuat menjadi baik. Seperti yang telah kita ketahui bahwa dalam proses belajar mengajar siswa diharapkan dapat mencapai hasil sebaik-baiknya sehingga bila ternyata ada siswa yang belum berhasil sesuai dengan harapan maka diperlukan suatu proses pengajaran yang membantu agar tercapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian perbaikan diarahkan kepada pencapaian hasil yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa melalui keseluruhan proses belajar mengajar dan keseluruhan pribadi siswa.
Dapat dikatakan pula bahwa pengajaran perbaikan itu berfungsi terapis untuk (penyembuhan). Yang disembuhkan adalah beberapa hambatan (gangguan) kepribadian yang berkaitan dengan kesulitan belajar sehingga dapat timbal balik dalam arti perbaikan belajar juga perbaikan pribadi dan sebaliknya. Remedial teaching berasal dari kata remedy (Inggris) yang artinya menyembuhkan. Istilah pengajaran remedial pada mulanya adalah kegiatan mengajar untuk anak luar biasa yang megalami berbagai hambatan (sakit). Dewasa ini pengertian itu sudah berkembang seperti uraian tersebut. Sehingga anak yang normal pun memerlukan pelayanan pengajaran remedial (remedial teaching).
Pengajaran remedial mempunyai peranan penting dalam keseluruhan proses belajar mengajar, khususnya dalam mencapai hasil belajar yang optimal dan maksimal. Pengajaran remedial merupakan pelengkap dari proses pengajaran secara keseluruhan. Beberapa alasan pentingnya pengajaran remedial, dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:
1. Warga belajar
2. Pendidik dan pengajar (guru)
3. Proses belajar
4. Pelayanan bimbingan
Remedial Teaching merupakan salah satu bentuk bimbingan belajar dapat dilaksanakan melalui metode sebagai berikut:
1. Tanya Jawab, metode ini digunakan dalam rangka pengenalan kasus untuk mengetahui jenis dan sifat kesulitannya. Tanya jawab dapat dilakukan secara individual maupun secara kelompok. Kebaikan metode ini dalam rangka pengajaran perbaikan yaitu memungkinkan terbinanya hubungan guru-siswa. Dimana siswa dapat meningkatkan motivasi belajar, memahami dirinya, mengetahui kelebihan/kekuranganya, memperbaiki cara-cara belajarnya.
2. Diskusi, metode ini digunakan dengan memanfaatkan interaksi antar individu dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar yang dialami oleh kelompok siswa. Kebaikan metode ini adalah : setiap individu dalam kelompok dapat mengenal diri dan kesulitannya dan menemukan jalan pemecahannya, interaksi dalam kelompok menumbuhkan sikap percaya mempercayai, mengembangkan kerja sama antar-pribadi dan menumbuhkan rasa tanggung jawab.
3. Metode Tugas, digunakan dalam rangka mengenal kasus dan dalam rangka pemberian bantuan. Diharapkan siswa dapat memahami dirinya, lebih memperluas atau memperdalam materi yang dipelajari, dapat memperbaiki cara-cara belajar yang pernah dialami.
4. Metode Tutor. Turor adalah siswa yang sebaya yang ditunjuk/ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru-siswa. Diharapkan, siswa dapat menambah motivasi belajar, meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.
E. Fungsi Remedial Teaching
Dalam keseluruhan proses belajar mengajar, pengajaran perbaikan mempunyai fungsi:
a. Korektif artinya, dalam fungsi ini pengajaran remedial dapat diadakan pembetulan atau perbaikan antara lain:
Perumusan tujuan
Penggunaan metode
Cara-cara belajar
Materi dan alat pelajaran
Evaluasi
Segi-seegi pribadi, dan lain-lain
b. Pemahaman artinya, dari pihak guru, siswa atau pihak lain dapat memahami siswa.
c. Penyesuaian
Penyesuaian pengajaran perbaikan terjadi antara siswa dengan tuntutan dalam proses belajarnya. Artinya, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil lebih baik lebih besar. Tuntutan disesuaikan dengan jenis, sifat, dan latar belakang kesulitan sehingga mendorong untuk lebih belajar.
d. Pengayaan/Pengukuran
Maksudnya pengajaran perbaikan itu dapat memperkaya proses belajar mengajar. Pengayaan dapat melalui atau terletak dalam segi metode yang dipergunakan dalam pengajaran perbaikan sehingga hasil yang diperoleh lebih banyak, lebih dalam atau dengan singkat prestasi belajarnya lebih kaya. Biasanya fungsi ini dikenakan pada siswa yang kelemahanya ringan dan secara akdemik mungkin termasuk berbakat dengan cara :pemberian tugas/pekerjaan rumah dan pemberian tugas/ dikerjakan di kelas.
e. Akselerasi/Percepatan
Maksudnya pengajaran perbaikan dapat mempercepat proses belajar baik dari segi waktu maupun materi. Adapun itu fungsi ini ditujukan pada sisiwa yang berbakat tetapi menunjukkan kesulitan psikososial (ego emosional).
Bila ternyata keselutuhan bidang studi unggul dibandingkan kelompoknya dapat dinaikkan ke tingkat yang lebih tinggi. Dan bila hanya beberapa bidang studi untuk bidang studi ini dapat diteruskan (maju berkelanjutan).
f. Terapsutik
Secara langsung ataupun tidak pengajaran perbaikan dapat memperbaiki atau menyembuhkan kondisi pribadi yang menyimpang. Penyembuhan ini dapat menunjang pencapaian prestasi belajar dan pencapaian prestasi yang baik dapat mempengaruhi pribadi (timbal balik). Dan juga diharapkan bagi siswa disamping adanya perubahan prestasi hasil belajar juga peubahan dalam pemahaman diri siswa.
Adapun itu Pada pembelajaran remedial kegiatan perbaikan bertujuan memberikan bantuan baik yang berupa perlakuan pengajaran maupun yang berupa bimbingan dalam mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi siswa yang mungkin disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Secara operasional kegiatan perbaikan yang dilaksanakan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar bertujuan untuk memberikan bantuan yang berupa perlakuan pengajaran kepada siswa yang lamban, sulit, gagal belajar, agar mereka secara tuntas dapat menguasai bahan pelajaran yang diberikan.
Fungsi pembelajaran remedial dalam proses belajar mengajar di sekolah adalah sebagai penunjang terlaksananya kegiatan belajar siswa ke arah yang lebih baik. Untuk itu sangat perlu siswa diberikan bantuan serta bimbingan dalam mengatasi kesulitan belajarnya. Dengan jalan ini kita menggunakan suatu bentuk pengajaran mengatasi kekeliruan-kekeliruan yang menjadi penyebab kesulitan belajar sehingga ia dapat memahami kembali konsep-konsep pelajaran yang pernah didapatkanya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar.
• Kata remedial berasal dari bahasa Inggris yang artinya menyembuhkan, membetulkan. Ini berarti bahwa pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang bersifat menyembuhkan sehingga menjadi baik atau sembuh dari masalah pembelajaran yang dirasa sulit.
• Menurut Natawija dalam bukunya Pengajaran Remedial, mengemukakan bahwa dilihat dari arti katanya remedial berarti bersifat menyembuhkan/ membetulkan atau membuat menjadi baik.
• Perbandingan Pengajaran Biasa dengan Pengajaran Perbaikan :
Kegiatan pengajaran biasa sebagai program belajar mengajar di kelas dan semua siswa ikut berpartisispasi. Pengajaran perbaikan diadakan setelah diketahui kesulitan belajar kemudian diadakan pelayanan khusus.
Tujuan pengajaran biasa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku untuk semua siswa. Pengajaran perbaikan tujuannya disesuaikan dengan kesulitan belajar siswa walaupun tujuan akhirnya sama.
Metode dalam pengajaran biasa sama buat semua siswa. Sedang metode dalam pengajaran perbaikan berdeferensial (sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan).
Pengajaran biasa dilakukan oleh guru, sedangkan pengajaran perbaikan oleh team (kerja sama).
Alat pengajaran perbaikan lebih bervariasi (pengguna tes diagnotis, sosiometri, alat-alat laboratorium, dan lai-lain)
Pengajaran perbaikan lebih diferensial dengan pendekatan individual
Pengajaran perbaikan evaluasinya disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
• Perbaikan diarahkan kepada pencapaian hasil yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa melalui keseluruhan proses belajar mengajar dan keseluruhan pribadi siswa.
• Beberapa alasan pentingnya pengajaran remedial, dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu: Warga belajar, Pendidik dan pengajar (guru), Proses belajar dan Pelayanan bimbingan
• Dalam keseluruhan proses belajar mengajar, pengajaran perbaikan mempunyai fungsi: Korektif, Pemahaman, Penyesuaian, Pengayaan, Akselerasi dan Terapsutik
• Fungsi pembelajaran remedial dalam proses belajar mengajar di sekolah adalah sebagai penunjang terlaksananya kegiatan belajar siswa ke arah yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar