Jumat, 28 November 2014

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM MASA RASULULLAH SAW.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Ahmad Tafsir (1994) menyatakan bahwa pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju taklif (kedewasaan), baik secara akal, mental maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban-sebagai seorang hamba (abd) dihadapan Khaliq-nya dan sebagai ‘pemelihara’ (khalifah) pada semesta-(Tafsir, 1994). Karenanya, fungsi utama pendidikan adalah mempersiapakn peserta didik (generasi penerus) dengan kemampuan dan keahlian (skill) yang diperlukan agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah masyarakat (lingkungan). Maka dari itu dalam makalah ini akan membahas dan menceritakan tentang bagaimana proses perkembangan sejarah pendidikan islam pada masa Rasulullah dahulu, Dengan tujuan agar kita menjadi generasi muda yang berperan aktif dalam menghadapi pendidikan dan mampu membentuk dan menjadikan pendidikan islam yang terdepan sekaligus mampu mewarnai sepanjang zaman.

B.    Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.    Apa tahapan pendidikan pada masa Rasulullah
2.    Bagaimana posisi Rasul sebagai guru
3.    Bagaimana materi pendidikan pada masa Nabi
4.    Bagaimana metode pendidikan pada masa Rasulullah
C.    Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.    Agar mengetahui tahapan pendidikan masa Rasulullah.
2.    Agar mengetahui bagaimana posisi Rasul sebagai guru.
3.    Agar mengetahui materi pendidikan masa Nabi .
4.    Agar mengetahui bagaimana metode pendidikan masa Rasulullah.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    TAHAPAN PENDIDIKAN ISLAM PADA FASE MAKKAH
Pola pendidikan yang dilakukan Rasulullah pada fase makkah ada 3 tahap,diantaranya:
1.tahap pendidikan islam secara rahasia dan perorangan.
    Pada awal turunnya wahyu pertama Al-Qur’an surat 96 ayat 5(17 Ramadhan tahun 13 sebelum hijrah atau 6 agustus 610 M), pola pendidikan yang dilakukan adalah secara sembunyi-sembunyi, mengingat kondisi sosial politik yang belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga dekatnya. Mula-mula Rasulullah mendidik istrinya, khodijah untk beriman kepada dan menerima petunjuk dari Allah, kemudian diikuti oleh anak angkatnya yakni Ali Ibn Abi Thalib (anak pamannya) dan Zaid Ibn Haritsah (seorang pembantu rumah tangganya yang kemudian diangkat menjadi anak angkatnya). Kemudian sahabat karibnya Abu bakar Assidig. Secara berangsur-angsur acara tersebut disampaikan secar meluas, tetapi masih terbatas dikalangan keluarga dekat dari suku Quraisy saja seperti Utsman Ibn Affan, Zubair Ibn Awan, Sa’ad Ibn Abi Waqash, Abrurrahman Ibn Auf, Thalhah Ibn Ubaidillah, Abu Ubaidillah Ibn Zahrah, Arqam Ibn Arqam, Fatimah binti Khattab, Sa’id Ibn Zaid, dan beberapa orang lainnya, mereka semua tahap awal ini disebut “Assabiqunal Awwalunn” artinya orang-orang yang mula-mula masuk islam. Sebagai lembaga pendidikan dan pusat kegiatan pendidikan islam yang pertama pada era awal ini Adalah rumah Arqam Ibn Arqam. Mereka secara langsung diajar dan didik oleh nabi untuk menjadi muslim dan siap menerima serta melaksanakan petunjuk dan perintah dari Allah yang akan turun kemudian. Hal ini berlangsung selama 3 tahun.
2. Tahap pendidikan Islam secara terang-terangan.
    Dari hari ke hari pengikut nabi Muhammad semakin bertambah banyak. Mereka meyakini apa yang disampaikan Rasulullah itu adalah benar, tidak sedikitpun mereka ragu dengan ajaran yang diajarkan Rasulullah karena selama ini beliau tdk pernah berbohong.
    Setelah menerima wahyu berikutnya, yaitu surat Al-hijr ayat 94 Rasulullah menyiarkan secara langsung ajaran yang dibawa. Adapun arti surat Al-hijr ayat 94 adalah :
    “maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik”.
    Ketika wahyu tersebut turun, beliau mengundang keluarga dekatnya untuk berkumpul dibukit shaffa, menyerukan agar berhati-hati terhadap adzhab yang keras dikemudian hari (hari kiamat) bagi orang-orang yang tidak mengakui Allah sebagai Tuhan Yang Esa dan Muhammad sebagai utusanya. Seruan tersebut dijawab Abu Lahab, celakalah kamu Muhammad! Untuk inikah kami mengumpulkan kami..??? sa’at itu turun wahyu menjelaskan perihal Abu Lahab dan istrinya. Perintah dakwah secara teranag-terangan dilakukan oleh Rasulullah, seiring dengan jumlah sahabat yang semakin banyak dan untuk meningkatkan jangkauan seruan dakwah, karena diyakini dengan dkwah trsb byk kaum Quraisy yg akn msuk agama Islam. Dsmping it keberada’an rumh Ibn Arqam sbg pusat lmbga penddkan islam sudh diketahui Kuffar Quraisy.
3. Tahapan Pendidikan Islam untuk Umum
Rasulullah merubah strategi dakwahnya dari seruan yang terfokus kepada keluarga dekat beralih kepda seruan umum, umat Islam secara keseluruhan sebagai tindak lanjut dari perintah tersebut, pada miusim haji Rasulullah mendatangi kemah-kemah pada jama’ah haji. Pada awalnya tidak banyak menerima, kecuali sekelompok jama’ah haji dari Ystrib. Penerimaan masyarakat Yastrib terhadap ajaran Islam secara antusias tersebut dikarenakan beberapa faktor diantaranya :
1.    Adanya kabar dari kaum Yahudi, akan lahirnya seorang Rosul.
2.    Suku Aus dan Khazraj mendapat tekanan dan ancaman dari kelompok Yahudi.
3.    Konflik antara Khazraj dan Aus secara berkelanjutan dalam rentang waktu yang sudah lama.
Berikutnya, dimusim haji pada tahun 17 ke Rasullan Muhammad Saw, Rasulullah didatangi 12 orang laki-laki dan seorang wanita untuk berikrar kesetiaan, yang dikenal dengan “Bai’ah al’Aqabah I” mereka berjanji akan menyembah kepada Allah tidak akan mencuri, berzinah, tidak akan membunuh anak-anak, menjauhkan perbuatan keji, serta fitnah, selalu taat kepada Rasulullah, dan tidak mendurhakainnya terhadap sesuatu yang tidak mereka inginkan.

B.    POSISI RASULULLAH SEBAGAI GURU
Rasulullah sebagai Pendidik Teladan
Islam memberikan perhatian khusus terhadap masalah pendidikan menurut sebuah hadits Rasulullah pernah berpesan bahwa setiap muslim hendaknya menjadi pendidik atau menjadi orang yang dididik, beliau sendiri adalah seorang pendidik. Oleh karena itu, berbicara tentang tugas, fungsi dan peran guru menurut ajaran Islam tidak dapat dipisahkan dari posisi dan peranan beliau sebagai pendidik teladan (Q.S. Al Ahzab:210).
Menurut Al-Qur’an beliau mempunyai tugas syahida, mubbasyirah, nadzirah, da’ilayaallah, siraja muniira (menjadi saksi, membawa kabar gerbira, memberi peringatan, menyeruh kepada Allah, lampu penerang. Q.S. Al Ahjab: 45-46).
Sebagai seorang pendidik beliau telah berhasil membina masyarakat dari masyarakat yang paling biadab menjadi masyarakat yang paling beradab, dari masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang terdidik. Konsep ajaran yang beliau sampaikan adalah ajaran yang benar, tepat , kesengguhan dan keihlasan beliau dalam melaksanakan tugas, akhlak dan pribadi beliau yang baik dan mulia. Sedangkan sifat utama yang beliau miliki adalah AsShidiq, Amanah, Tabligh, Fathonah. Beliau tidak pernah bertindak kasar, tetapi selau peamaaf memintakan pengampunan, siap bermusyawarah, tawakal dan tidak pernah berkhianat (Q.S Al-Imron 159-161). Beliau adalah Uswatun Hasanah, Rohmatan lil’alamin, selalu memulai segala perintah dan perilaku baik dengan dirinya sendiri dan menyampaikan sesuatu sesuai dengan kadar kemampuan oarang yang dididik itulah sebagian prinsip pendidikan yang beliau teraapkan.
Untuk menjadi pendidik yang berhasil, beliau telah mempersiapkan dirinya sebelum diangkat menjadi Rasul. Beberapa pelajaran yang penting yang dijadikan teladan pada masa keRasulan yakni: beliau memiliki sifat dapat dipercaya (Al Amin), tidk tergantung pada orang lain, kesiapan diri untuk mandiri dan terlatih dalm suasana keprihatinan dan penuh tantangan. Setelah menjadi Rasubeliau membina diri dengan sholat malam dan membaca Al-Qur’an di setiap penhujung malam, dzikir, tekun beribadah, sabar, menerima reaksi dan tantangan serta hijrah saat diperlukan. (Q.S Al Muzamil 1-10). Adapun petunjuk yang beliau ajarkan melakukan pendidikan dengan hikmah, kebiajksanaan, nasihat dan diskusi yang baik (Q.S An Nahl :125). Sedangkan pusat kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh beliau adalah rumah, tempat tinggal, tempat khusus (Baitul Arqam), Masjid atau Shuffa.
Oleh karena itu, segenap guru di lembaga Pendidikan Islam diharapkan untuk tidak hanya bertugas mentransfer ilmu kepada anak didiknya akan tetapi, juga harus mampu mentransfer imam dan akidah Islam, tidak hanya melaksanakan pendidikan di kelas akan tetapi juga harus setiap saat melayani anak didik, tidak hanya siap menjawab pengetahuan yang sesuai bidangnya akan tetapi juga haru mampu menjawab pertanyaan anak didik tentang Islam, dll.
C.    Materi Pokok Pendidikan Di Masa Rosulullah
Materi membaca ayat-ayat Allah Swt  (tilāwah al-ayāt)
Pengajaran al-Qur`ān al-Karīm dalam sejarah telah dimulai sangat awal sekali, yaitu setelah Bai`at al-`Aqabah pertama saat Mush`ab Ibn `Umair rda diutus oleh Rasulullah saw sebagai seorang duta guru ngaji al-Qur`ān untuk masyarakat Madinah serta mengajarkan pula hukum-hukum syari`ah. Karena itu pula, Mush`ab Ibn`Umair dikenal dengan julukan “al-Muqrī”.
Ibn Syaibah dan al-Wāqidī meriwayatkan dalam hadits-hadis yang dikumpulkan oleh keduanya tentang hijrah Ibn Ummi Maktûm bahwa saat dia menuju Madinah untuk berhijrah setelah perang Badar, dia sempat singgah di sebuah rumah yang dikenal dengan nama “Dār al-Qurra”, yaitu rumahnya Makhramah Ibn Naufal.
Sejarah jejak pengajaran al-Qur`ān di masa Rasulullah saw dapat ditunjukkan dalam dua bukti:
Pertama, para ahli membaca al-Qur`ān –sejak mula sejarah- telah menjadi sekte sosial yang cukup dikenal.
Kedua, para ahli membaca al-Qur`ān ini memiliki rumah-rumah khusus tempat mereka mempelajarinya.
Bahkan, dengan bahasa yang sangat jelas, Rasulullah saw memerintahkan umatnya untuk mengambil ilmu membaca al-Qur`ān dari empat orang sahabat yang dikenal, yaitu:
 “Ambillah oleh kalian al-Qur`ān dari empat orang: `Abdullāh Ibn Mas`ûd, Sālim, Mu`ādz dan Ubay Ibn Ka`ab”. (Hr. Bukhāri)
Materi penyucian hati (tazkiyah al-nafs)
Sedangkan artikulasi al-tazkiyah dari dimensi istilah syar`i (terminologis agama), menurut Ahmad Farīd (seorang ulama kontemporer yang sangat konsern dengan pendidikan jiwa) adalah:
 “Maksud tazkiyah al-nufûs adalah mensucikan dan mengharumkannya, sehingga jiwa selalu siap memperkenankan Tuhannya serta beruntung di dunia dan akhiratnya, sebagaimana Allah Swt berfirman [Sungguh beruntung orang yang mensucikan
(mentazkiyah) jiwanya dan sungguh merugi orang yang mengotorinya] (Qs. Al-Syams [91]: 9-10)”.
Materi Ibadah
Rasulullah saw mengajarkan kepada para sahabatnya semua hal yang terkait dengan masalah shalat. Bahkan shalat menjadi pencegah perbuatan keji dan munkar.  (Hr. Al-Nasāi)
Rasulullah saw mengajarkan kepada para sahabatnya semua hal yang berkaitan dengan masalah shaum. (Hr. Muslim)
Materi-materi yang diajarkan Rasulullah saw untuk mentazkiyah jiwa-jiwa sahabatnya menurut hasil kajian para ulama adalah:
Materi Tauhid dan Akidah Keimanan

Seluruh ulama sīrah nabawiyyah –berdasarkan hasil penelitian Muhammad Amhazûn- bersepakat bahwa sejak di Makkah, Rasulullah saw menanamkan materi-materi tauhid dan akidah keimanan kepada manusia. Materi-materi tersebut meliputi: Men-tauhid-kan Allah swt dalam rubûbiyah-Nya, Men-tauhid-kan Allah swt dalam ulûhiyah-Nya, Dua pondasi dasar dibangunnya keta`atan pengabdian kepada Allah swt, yaitu: a) tidak beribadah kecuali kepada Allah swt, dan b) tidak beribadah kecuali dengan syari`atNya yang disampaikan melalui lisan rasulNya. Tauhid mencakup perkataan dan perbuatan
Rasulullah saw mengajarkan kepada para sahabatnya semua hal yang berkaitan dengan masalah zakat.  (Hr. Muslim)
Rasulullah saw mengajarkan kepada para sahabatnya semua hal yang berkaitan dengan masalah haji. (Hr. Muslim)
•    Materi Akhlak dan Adab
Materi akhlak di masa Rasulullah saw berisi pada dua bahasan utama yaitu: (a) menghiasi diri dengan akhlak-akhlak terpuji (al-akhlāq al-mahmûdah), dan (b) membuang akhlak-akhlak tercela (al-akhlāq al-madzmûmah).
Pada akhlak-akhlak terpuji, Rasulullah saw mengajarkan akhlak-akhlak sebagai berikut : Sabar, Tawakkal, Adil, Kasih sayang, Malu, Jujur, Derma, Rendah hati
Pada akhlak-akhlak tercela Rasulullah saw melarang akhlak-akhlak sebagai berikut:Dzalim, Hasad, Menipu, Ujub dan Tertipu, Lemah dan Malas.
Materi Doa dan Zikir
Dalam Pendidikan rabbaniyah di masa Rasulullah saw, materi-materi dalam rumpun tazkiyah adalah materi-materi yang tidak terpisah satu dengan lainnya, karena di rumpun inilah materi-materi pembentukan karakter rabbāniyah berpusat dan berputar. Rasulullah saw mengajarkan aqidah keimanan melalui ibadah, akhlak atau adab dan do`a, mengajarkan ibadah melalui aqidah keimanan, akhlak atau adab dan doa, mengajarkan akhlak atau adab melalui aqidah keimanan, ibadah dan doa, serta mengajarkan doa melalui aqidah keimanan, ibadah, akhlak atau adab.
Rasulullah saw mengajarkan bahwa salah satu syarat diterimanya doa seorang hamba adalah memakan makanan yang halal, karena Allah swt adalah Zat Yang Maha Thayyib (baik), sehingga tidak menerima satu doa yang dipanjatkan kepada-Nya kecuali dari orang yang thayyib dan yang memiliki perilaku yang thayyib.
•    Materi ta`līm al-Kitāb dan al-hikmah
Rasulullah saw mengaitkan semua peristiwa sejarah, alam dan sosial kemasyarakatan dengan dasar-dasar keimanan kepada yang gaib, ibadah dan akhlak yang mulia. Rasulullah saw mengajarkan bahwa peristiwa kusuf (gerhana matahari) dan khusuf  (gerhana bulan) terkait dengan keagungan dan kekuasaan Allah swt, bukan karena takhayyul kematian seseorang atau mistik karena ada peristiwa bencana dan lain-lain..\“

Metode Rasulullah saw dalam mendidik umatnya diajarkan langsung oleh Allah swt dalam firman-Nya:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Qs. Al-Nahl [16]:125)
Metode Rasulullah saw dalam mendidik umatnya diajarkan langsung oleh Allah swt dalam firman-Nya:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Qs. Al-Nahl [16]:125)
Pendekatan Hikmah (Kebijaksanaan).
Dalam pendekatan hikmah, Rasulullah saw menerapkan metode pendidikan yang sangat memperhatikan unsur-unsur dasar antara lain:
Memperhatikan tadarruj (tahapan) pembelajaran.
1.    Menjaga etika berkomunikasi dan mengajak berbicara setiap orang sesuai dengan kadar pemikiran mereka..
2.    Menjaga maslahat dan menolak mudarat..
3.    Menjaga Aulawiyāt (prioritas).
4.    Menjaga waktu. Rasulullah saw sangat memperhatikan waktu mengajar dan belajar agar tidak membosankan para sahabatnya.
5.    Menjaga Perencanaan dan Manajemen pendidikan.
6.    Pendekatan Mau`idzah Hasanah (Nasehat yang Baik)
7.    Metode Kisah
Dalam menjalankan misi pendidikan, untuk melihat tingkat atau kadar penguasaan sahabat terhadap materi pelajaran, Rasulullah saw juga mengevaluasi sahabat-sahabatnya. Dengan mengevaluasi sahabat-sahabat, Rasulullah saw mengetahui kemampuan para sahabat dalam memahami ajaran agama atau dalam menjalankan tugas. Unsur-unsur muhasabah
yang dijalankan oleh Rasulullah saw berada di seputar indikator iman dan kufur, di mana dengan indikator-indikator iman seseorang dapat meraih derajat kemuliaan dan dengan indikator kufur seseorang mendapatkan derajat kehinaan.
D.   



E.    METODE PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH
Pendidikan islam pada masa Rasulullah dapat dibedakan menjadi 2 periode:
a.      Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah di Makkah
Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama di Gua Hira di Makkah pada tahun 610 M.dalam wahyu itu termaktub ayat al-qur’an yang artinya: “Bacalah (ya Muhammad) dengan nama tuhanmu yang telah menjadikan (semesta alam). Dia menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu maha pemurah. Yang mengajarkan dengan pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya.
Kemudian disusul oleh wahyu yang kedua termaktub ayat al-qur’an yang artinya: Hai orang yang berkemul (berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanlah. dan perbuatan dosa tinggalkanlah. dan janganlah kamu member (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
Dengan turunnya wahyu itu Nabi Muhammad SAW telah diberi tugas oleh Allah, supaya bangun melemparkan kain selimut dan menyingsingkan lengan baju untuk memberi peringatan dan pengajaran kepada seluruh umat manusia, sebagai tugas suci, tugas mendidik dan mengajarkan islam.kemudian kedua wahyu itu diikuti oleh wahyu-wahyu yang lain. Semuanya itu disampaikan dan diajarkan oleh Nabi, mula-mula kepada karib kerabatnya dan teman sejawatnya dengan sembunyi-sembunyi.
Setelah banyak orang memeluk islam, lalu Nabi menyediakan rumah Al- Arqam bin Abil Arqam untuk tempat pertemuan sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya. di tempat itulah pendiikan islam pertama dalam sejarah pendidian islam.disanalah Nabi mengajarkan dasar-dasar atau pokok-pokok agama islam kepada sahabat-sahabatnya dan membacakan wahyu-wahyu (ayat-ayat) alqur’an kepada para pengikutnya serta Nabi menerima tamu dan orang-orang yang hendak memeluk agama islam atau menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan agama islam. Bahkan disanalah Nabi beribadah (sholat) bersama sahabat-sahabatnya.
Lalu turunlah wahyu untuk menyuruh kepada Nabi, supaya menyiarkan agama islam kepada seluruh penduduk jazirah Arab dengan terang-terangan. Nabi melaksanakan tugas itu dengan sebaik-baiknya. Banyak tantangan dan penderitaan yang diterima Nabi dan sahabat-sahabatnya. Nabi tetap melakukan penyiaran islam dan mendidik sahabat-sahabatnya dengan pendidikan islam.
Dalam masa pembinaan pendidikan agama islam di Makkah Nabi Muhammad juga mengajarkan alqur’an karena al-qur’an merupakan inti sari dan sumber pokok ajaran islam. Disamping itu Nabi Muhamad SAW, mengajarkan tauhid kepada umatnya.
Intinya pendidikan dan pengajaran yang diberikan Nabi selama di Makkah ialah pendidikan keagamaan dan akhlak serta menganjurkan kepada manusia, supaya mempergunakan akal pikirannya memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam semesta seagai anjuran pendidikan ‘akliyah dan ilmiyah. Pembinaan pendidikan islam pada masa Makkah meliputi:
•    Pendidikan Keagamaan yaitu hendaklah membaca dengan nama Allah semata jangan dipersekutukan dengan nama berhala
•    Pendidikan Akliyah dan Ilmiah yaitu mempelajari kejadian manusiadari segumpal darah dan kejadian alam semesta.
•    Pendidikan Akhlak dan Budi pekerti yaitu Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada sahabatnya agar berakhlak baik sesuai dengan ajaran tauhid.
•    Pendidikan Jasmani atau Kesehatan Yaitu mementingkan kebersihan pakaian, badan dan tempat kediaman.
b.      Pendidikan Islam pada masa Rasulullah di Madinah
Cara Nabi melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan agaam islam di Madinah adalah sebagai berikut:
•      Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan sosial dan politik.
Nabi Muhammad SAW mulai meletakkan dasar-dasar terbentuknya masyarakat yang bersatu padu secara intern (ke dalam), dan ke luar diakui dan disegani oleh masyarakat lainnya (sebagai satu kesatuan politik).
•      Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan.
Materi pendidikan sosial dan kewarganegaraan islam pada masa itu adalah pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam konstitusi Madinah, yang dalam prakteknya diperinci lebih lanjut dan di sempurnakan dengan ayat-ayat yang turun Selama periode Madinah.
Tujuan pembinaan adalah agar secara berangsur-angsur, pokok-pokok pikiran konstitusi Madinah diakui dan berlaku bukan hanya di Madinah saja, tetapi luas, baik dalam kehidupan bangsa Arab maupun dalam kehidupan bangsa-bangsa di seluruh dunia.
•         Pendidikan anak dalam islam
Dalam islam, anak merupakan pewaris ajaran islam yang dikembangkan oleh Nabi Muhammad saw dan gnerasi muda muslimlah yang akan melanjutkan misi menyampaikan islam ke seluruh penjuru alam. Oleh karenanya banyak peringatan-peringatan dalam Al-qur’an.
Adapun garis-garis besar materi pendidikan anak dalam islam yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang diisyaratkan oleh Allah SWT dalam surat Luqman ayat 13-19 adalah sebagai berikut: Pendidikan Tauhid, Pendidikan Shalat, Pendidikan adab sopan dan santun dalam bermasyarakat, Pendidikan adab dan sopan santun dalam keluarga, Pendidikan kepribadian, Pendidikan kesehatan, Pendidikan akhlak.
•         Kurikulum Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah SAW
Mengindentifikasikan kurikulum pendidikan pada zaman Rasulullah terasa sulit, sebab Rasul mengajar pada sekolah kehidupan yang luas tanpa di batasi dinding kelas. Rasulullah memanfaatkan berbagai kesempatan yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan rasulullah menyampaikan ajarannya dimana saja seperti di rumah, di masjid, di jalan, dan di tempat-tempat lainnya.
Sistem pendidikan islam lebih bertumpu kepada Nabi, sebab selain Nabi tidak ada yang mempunyai otoritas untuk menentukan materi-materi pendidikan islam.

Islam,2010. Jakarta: Rajawali Pers
2.      Fahidin, Fuad Muhammad, Perkembangan Kebudayaan Islam, 1985. Jakarta: Bulan Bintang
3.      Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, 1995, Jakarta: Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar