Senin, 18 Agustus 2014

MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan sekarang ini jarang digunakan model-model pembelajaran, oleh karena itu kami bermaksud mengingatkan para guru pada model pembelajaran Number Head Together (NHT) agar mereka mengetahui dan mengaplikasikannya dalam mengajar di SD.
Model pembelajaran merupakan salah satu dari konsep mengajar. Dimana konsep mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa, banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa, oleh karena rumusan pengertian mengajar tidaklah sederhana, dalam arti membutuhkan rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar itu sendiri
Landasan Model Pembelajaran Number Head Together
Konsep adalah suatu rancangan, pedoman dan suatu perencanaan terhadap suatu kegiatan yang akan dilaksanakan demi mencapai suatu tujuan akhir yang telah disepakati, baik disepakati oleh pribadi maupun telah disepakati secara khalayak umum.
Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran Number Head Together, yaitu :
1.    Penghargaan kelompok, penghargaan kelompok ini diperoleh jika kelompok mencapai skor diatas kriteria yang ditentukan.
2.    Pertanggung jawaban individu, pertanggungjawaban ini menitik beratkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membentu dalam belajar.
3.    Kesempatan yang sama untuk berhasil, setiap siswa baik yang berprestasi rendah atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan yang terbaik bagi kelompoknya.

1.2 Rumusan Masalah
a.    Pengertian model pembelajaran Number Head Together (NHT)
b.    Manfaat model pembelajaran Number Head Together (NHT)
c.    Tujuan model pembelajaran Number Head Together (NHT)
d.   Langkah-langkah model pembelajaran Number Head Together (NHT)
e.    Keuntungan dan kelemahan model Pembelajaran Number Head Together (NHT)
f.     Penerapan strategi pembelajaran kooperatif model Number Head Together (NHT) pada materi PAI

1.3 Tujuan Penulisan
Diharapkan pembaca bisa :
a.    Mengetahui dan memahami model pembelajaran Number Head Together (NHT)
b.    Mengetahui dan menerapkan langkah-langkah model pembelajaran Number Head Together (NHT) dalam proses pembelajaran di SD.
c.    Mengetahui bahwa dengan adanya model NHT pembelajaran lebih bervariasi dan siswa lebih bisa aktif dalam belajar berkelompok (siswa ikut ambil andil/ikut berperan aktif).








BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian model pembelajaran Number Head Together (NHT)
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembeljaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Menurut Spenser Kagan NHT dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan menegecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Dalam mengajukan pertanyaan dalam kelas, guru menggunakan struktur empat fae sebagai sintaks NHT berikut[1]
a.         Fase 1 : Penomoran. Guru membagi siswa kedalam kelompok beranggota 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 5. 
b.         Fase 2 : Mengajukan pertanyaan. Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya. Misalnya, “berapakah jumlah gigi orang dewasa?” Atau arahan, misalnya “pastikan setiap orang mengetahui 5 buah ibu kota propinsi yang terletak di Pulau Sumatera”. 
c.         Fase 3 : Berpikir bersama. Siswa menyatukan pendapat terhadap jawaban pertanyaan itu dan menyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
d.        Fase 4 : Menjawab. Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

2.2 Manfaat model pembelajaran Number Head Together (NHT)
Manfaat Model Pembelajaran NHT dalam Menceritakan Kembali Cerita yang dipelajarinya. Number Head Together dalam menceritakan kembali cerita yang dipelajari yaitu merupakan model pembelajaran atau teknik yang berkaitan dengan kegiatan mengajar, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menceritakan kembali cerita yang dipelajarinya. Materi yang diberikan kepada siswa sekolah dasar harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik siswa yang bersangkutan. Maksudnya adalah materi yang diberikan kepada siswa harus disesuaikan dengan tingkah laku, sehingga penguasaan pemahaman pengetahuan tentang Number Head Together dapat bermanfaat bagi para siswa.
Menurut Lundgren ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa antara lain adalah[2] :
1.    Rasa harga diri menjadi lebih tinggi,
2.    Memperbaiki kehadiran,
3.    Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar,
4.    Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil,
5.    Konflik antara pribadi berkurang,
6.    Pemahaman yang lebih mendalam,
7.    Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi,
8.    Hasil belajar lebih tinggi.


2.3 Tujuan model pembelajaran Number Head Together (NHT)
Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
1.   Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2.    Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
3.    Pengembangan keterampilan social
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Dengan model NHT diharapkan dapat membangkitkan minat siswa dalam mengungkakan pendapat dalam bentuk rangkaian kata dan kalimat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan merangkai kata secara runtut sangat diperlukan sekali guna membantu mengembangkan hasanah Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat komunikasi atau meningkatkan rasa nasionalisme.

2.4 Langkah-langkah model pembelajaran Number Head Together (NHT)
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen[3], dengan tiga langkah yaitu :
a)    Pembentukan kelompok;
b)   Diskusi masalah;
c)    Tukar jawaban antar kelompok
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
1.   Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2.    Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
3.    Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
4.    Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
5.    Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas
6.    Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

2.5 Keuntungan dan kelemahan model Pembelajaran Number Head Together (NHT)
a. Keuntungan Numbered Head Together (NHT)
1) Melatih siswa untuk dapat bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain,
2) melatih siswa untuk bisa menjadi tutor Sebaya, 
3) memupuk rasa kebersamaan,
4) membuat siswa menjadi terbiasa dengan perbedaan.
b. Kelemahan Numbered Head Together (NHT)
1) Siswa yang sudah terbiasa dengan cara konvensional akan sedikit kewalahan,
2) Guru harus bisa memfasilitasi siswa,
3) tidak semua mendapat giliran.[4]

2.6 Penerapan strategi pembelajaran kooperatif model Number Head Together (NHT) pada materi PAI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah                       :
Mata Pelajaran          : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester        : III (tiga) / 1 (satu)
Waktu                                    : 30 menit (1 x pertemuan)


A.    Standar Kompetensi
Mengetahui sifat-sifat Rasulullah         

B.     Kompetensi Dasar
Menjelaskan sifat-sifat yang ada pada diri Rasul
C.    Indikator
1. Menyebutkan dan menjelaskan sifat-sifat wajib Rasul
2. Menyebutkan dan menjelaskan sifat-sifat mustahil Rasul

D.    Tujuan Pembelajaran
1. Melalui menyimak penjelasan guru siswa dapat menyebutkan sifat-sifat wajib yang terdapat pada Rasul.
2. Melalui menyimak penjelasan guru siswa dapat menyebutkan sifat-sifat mustahil yang terdapat pada Rasul.
3. Karakter siswa yang diharapkan:
-  Disiplin
-  Tekun
-  Tanggung jawab
-  Ketelitian

E.     Materi Ajar
-  Sifat wajib dan mustahil pada Rasul.

F.     Metode dan model pembelajaran
1. Metode Pembelajaran:
-  Ceramah
-  Tanya jawab
-  Demonstrasi
-  Pemberian soal
2. Model Pembelajaran
-  Pendekatan kooperatif tipe NHT (Number Head Together)

G.    Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pra Kegiatan
- Mempersiapkan media dan sumber belajar
- Berdoa
- Mengabsen siswa (disiplin)
- Mengkondisikan siswa
2. Pendahuluan/ Apersepsi (5 menit)
- Guru bertanya tentang sifat Rasulullah
- Guru menginformasikan materi yang akan diajarkan hari ini yaitu sifat wajib dan mustahil pada Rasul.
3. Kegiatan Inti (20 menit)
a. Eksplorasi
- Siswa menyimak penjelasan guru mengenai sofat wajib dan mustahil pada Rasul.
- Siswa menjawab pertanyaan yang sesuai penjelasan yang disampaikan guru.
- Siswa diminta untuk maju ke depan dan mencocokan antara sifat wajib dan sifat mustahil Rasul.
b.    Elaborasi
- Siswa kelas dibagi ke dalam 2 kelompok
- Setiap aggota kelompok mendapat nomor kepala dan tiap kelompok diberi nama kelompok.
- Setiap kelompok mendapatkan lembar kerja kelompok yang dibagikan oleh guru.
- Setiap kelompok mendiskusikan soal yang diberikan oleh guru.
- Siswa dipanggil secara acak sesuai nomor kepalanya untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
- Siswa yang lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi temannya.
c.    Konfirmasi
- Guru memberikan penguatan dari hasil diskusi dan tanya jawab.
- Guru memberikan penghargaan untuk siswa yang paling aktif dalam menyampaikan pendapatnya.
- Guru memberikan pos tes untuk penilaian.
4.    Kegiatan Akhir (5 menit)
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dimengerti.
- Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari proses pembelajaran.
- Guru memberikan penugasan rumah.
- Menyampaikan tema pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

H.    Alat dan Sumber Belajar
1. Alat pembelajaran
-   Kertas yang bertuliskan sifat wajib dan mustahil pada Rasul.
2. Sumber belajar
-   Buku SASEBI kelas 3, penerbit Erlangga
-   Buku LKS Aktif kelas 3

I.       Penilaian
1.    Prosedur
-   Tes awal                : tanya jawab soal pada apersepsi
-   Tes proses             : saat proses pembelajaran berlangsung
-   Tes akhir               : saat proses pembelajaran berakhir
2.    Jenis Tes
-   Tes tertulis            : tes obyektif
-   Tes lisan                : tes unjuk kerja
3.    Soal Tes                  : terlampir


Sidoarjo, 22 Mei 2014
Mengetahui,                                                               
Kepala Sekolah                                                           Guru Mata Pelajaran



..............................                                                 ....................................
BAB III
PENUTUP




[1] Trianto, M.Pd. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta. Kencana. Hal.82
[2] Ibrahim (2000: 18)
[3] Ibrahim (2000: 29)
[4] Muslimin. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar