Jumat, 28 November 2014

PEMBINAAN PESERTA DIDIK ( berbasis karekteristik, unit kegiatan sekolah )

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat bergantung kepada Manajemen kompenen-kompenen pendukung pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga pelaksana, dan sarana prasarana. Kompenen-kompenen tersebut merupakan satu kesatuan dalam upaya pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah), artinya bahwa satu kompenen tidak lebih penting dari komponen lainnya. Akan tetapi satu kompenen memberikan dukungan bagi kompenen lainnya sehingga memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah) tersebut. Kompenen peserta didik keberadaanya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksana kegiatan pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan obyek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan. Oleh karena itu keberadaan peserta didik tidakhanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari kebermutuan  dari lembaga pendidikan (sekolah). Artinya bahwa dibutuhkan manajemen peserta didik yang bermutu bagi lembaga pendidikan (sekolah) itu sendiri. Sehingga peserta didik itu dapat tumbuh dan berkembanga sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik,.
    Kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan dirinya tentu saja beragam dalam hal pemrioritasan, seperti di satu sisi para peserta didik ingin sukses dalam prestasi akademiknya, disisi lain juga ia ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan tema sebayanya. Bshksn sds jugs peserts didik ysng ingin sukses dalam segala hal. Pilihan-pilihan yang tepat atas keberagaman keinginan tersebut tidak jarang menimbulkan maslah bagi peserta didik. Oleh ksrens itu diperlukan layanan bagi peserta didik yang dikelola dengan baik. Manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan akan layanan yang baik tersebut, mulai dari peserta didik tersebut menyelesaikan studi di sekolah tersebut.

B.    Rumusan Masalah
1.    Bagaimana pembinaan peserta didik dalam :
a.    Layanan bimbingan konseling?
b.    Layanan perpustkaan?
c.    Layanan kantin sekolah?
d.    Layanan kesehatan?
e.    Layanan transportasi
f.    Layanan asrama?
2.    Bagaimana pembinaan peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler?

C.    Tujuan Masalah
1.    Untuk mengetahui bagaima pembinaan peserta didik dalam :
a.    layanan bimbingan konseling
b.    Layanan perpustakaan
c.    Layanan kantin sekolah
d.    Layanan kesehatan
e.    Layanan transportasi
f.    Layanan asrama
2.    Untuk mengetahui bagaimana dan tujuan pembinaan peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikulur.






BAB II
PEMBAHASAN
A.    PEMBINAAN PESERTA DIDIK
pembinaan terhadap peserta didik yang meliputi layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik. Layanan-layanan yang dibutuhkan peserta didik di sekolah meliputi :
1.    Layanan BK
Layanan BK merupakan proses pemberian bantuan terhadap siswa agar perkembangannya optimal sehingga anak didik bisa mengarahkan dirinya dalam bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Fungsi bimbingan disini adalah membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah lanjutannya, memilih program, lapangan pekerjaan sesuai bakat,minat, dan kemampuan. Selain itu bimbingan dan konseling juga membantu guru dalam menyesuaikan program pengajaran yang disesuaikan dengan bakat minat siswa,serta membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan bakat dan minat siswa untuk mencapai perkembangan yang optimal.
Layanan BK atau ( bimbingan konseling ) adalah sesuatu yang vital saat ini. kita tahu sendiri tahu bahwa saat ini kebutuhan akan fungsi BK di sekolah semakin tinggi. Fungsi BK dapat kita simpulkan menjadi beberapa garis besar.
1.    Penelusuran minat dan bakat.
2.    Sebagai pendamping siswa dalam berbagai permasalahan di sekolah terutama belajar.
3.    Sebagai motivator bagi siswa.
Sebagai motivator disini dapat diketahui seorang guru BK harus mampu membangkitkan motivasi para siswanya untuk dapat mencapai atau meraih cita – cita. Motivasi sendiri berarti keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan  yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
   Dalam perjalanannya motivasi di bagi menjadi dua yaitu intrinsik  dan ekstrinsik. Intrinsik adalah motivasi yang berasala dari dalam diri siswa, sedangkan ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri  siswa. BK dalam hal ini adalah sebagai fasilitator untuk pemberi motivasi bagi setiap anak didiknya. Selain itu BK adalah sebagai penelusur minat dan bakat juga sebagai pengarah dan pembimbing siswa dalam menentukan minat dan menemukan bakatnya.
BK disini juga harus bisa menjadi teman bagi murid – muridnya,  karena perkembanngan seorang murid sangat membutuhkan sosok seorang yang bisa membimbing dan memberi arahan. Sedangkan dalam mata pelajaran tentang bimbingan konseling sendiri dalam beberapa sekolah hanya menerapkan 1 jam dalam seminggu. Sementara dalam kurikulum 2013 sendiri ada pelajaran peminatan dalam kelompok c.
Oleh karena itu layanan BK adalah sesuatu yang tak bisa lagi di elakan, karena ini menjadi suatu hal yang sangat penting dalam kesuksesan belajar siswa dalam sebuah sekolah.
A.    Layanan-layanan dalam bimbingan dan konseling
1.    Layanan Orientasi
    Menurut prayitno (2004) orientasi berarti tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna sutau layanan terhadap siswa baik disekolah maupun di madrasah yang berkenan dengan tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang ada.
    Layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru.
    Isi layanan orientasi adalah berbagai hal berkenaan dengan suasana, lingkungan, dan objek-objek yang baru bagi individu. Hal-hal tersebut melingkupi bidang-bidang (a) pengembangan pribadi, (b) pengembangan hubungan sosial, (c) pengembangan kegiatan belajar, (d) pengembangan karier, (e)  pengembangan kehidupan keluarga, dan (f) pengembangan kehidupan beragama.
    Proses layanan orientasi mulai dari prencanaan hingga akhir bisa dilasanakan melalui berbagai teknik yaitu : pertama : format lapangan. Kedua, format klasikal. Ketiga, format kelompo. Keempat, format individual. Kelima, format politik.
    Proses tahap layanan orientasi adalah sebagai berikut : pertama, perencanaan. Kedua, pelaksanaan. Ketiga, evaluasi. Keempat, analisis hasil evaluasi. Kelima, tidak lanjut. Keenam, laporan.
2.    Layanan Informasi
    Menurut winkel (1991) layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Layanan informasi juga bermakna usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang proses perkembangan anak muda.
    Layanan informasi bertujuan agar individu (siswa) menhetahui dan menguasai inormasi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya.
    Informasi yang menjadi isi layanan bimbingan dan konseling disekolah adalah pertama,informasi perkembangan diri. Kedua, informasi tentang hubngan antarpribadi, sosial, sosial-sosial, nilai-nilai dan moral. Ketiga, informasi tentang pendidikan, kegiatan belajar, dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keempat, informasi tentang karier dan ekonomi. Kelima, informasi tentang nilai sosial, budaya, politik, dan kewarganegaraan. Keenam, informasi tentang kehidupan keluarga. Ketujuh, informasi tentang agama dan kehidupan beragama beserta seluk-beluknya.
    Beberapa teknik yang biasa digunakan untuk layanan informasi adalah: pertama, ceramah. Kedua, melalui media. Ketiga, acara khusus. Keempat, nara sumber.
3.    Layanan penempatan dan penyaluran
Layanan penempatan adalah usaha-usaha membantu siswa merencanakan masa depannya selama masih disekolah dan madrasah dan sesudah tamat, memilih program study lanjutan sebagai persiapan untuk kelak memangku jabatan tertentu.
4.    Layanan penguasaan konten
Menurut prayitno (2004)  layanan penguasaan konten merupakan suatu layanan bantuan kepad individu (siswa) baik sendiri maupun dalam kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar.
Layanan ini bertujuan supaya siswa menguasai aspek-aspek konten tertentu secara terintegrasi.
5.    Layanan konseling perorangan
Layanan knseling perorangan bermakna layanan konseing yang di laksanakan oleh seoraang pembimbing terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi klien.
Layanan ini bertujuan supaya klien mmahami kondisi dirinya sendiri, llingkungannya, permasalahn yang dialami, kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga klien mampu mengatasinya.
6.    Layanan bimbingan kelompok
Merupakan suatu cara memberikan bantuan kepada individu melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas, dan dinamika kelompok harus diwujuddkan untuk membahas berbagau hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah individu yang menjadi peserta layanan.
Secara umum layanan ini bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan.
7.    Layanan konseling kelompok
Layan konseling kelompok mengikutkan sejumlah dalam bentuk kelompok dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok
Layanan ini bertujuan untuk mengembangkan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan berkomunikasinya.
8.    Layanan konsultasi
Merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor (pembimbing) terhadap seorang pelanggan yang memungkinkannya memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilkasanakanya dalam mengangani kondisi  atau permasalahan pihak ketiga.
Layanan ini bertujuan agar klien (siswa) dengan kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi atau permasalahan yang dialami pelh pihak ketiga.
9.    Layanan mediasi
Merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam eadaan saling tidak menemukan kecocokan.
Layanan mediasi bertujuan agar tercapai hubungan kondisi yang positif dan kondusif diantara para klien atau ihapihak yang bertikai atau bermusuhan.

2.    Layanan Perpustakaan
Diperlukan untuk memberikan layanan dalam menunujang proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka. Keberadaan perpustakaan sangatlah penting  karena perpustakaan juga dipandang sebagai kunci dalam pembelajaran siswa di sekolah.  Bagi siswa perpustakaan bisa menjadi penyedia bahan pustaka yang memperkaya dan memperluas cakrawala pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, membantu siswa dalam mengadakan penelitian, memperdalam pengetahuannya berkaitan dengan subjek yang diminati, serta meningkatkan minat baca siswa dengan adanya bimbingan membaca, dan sebagainya.
Perpustakaan sebagai salah satu fasilitas adalah harus mengalami pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan.  Perbaikan haruslah dilakukan dengan menyeluruh, baik gedungnya ataupun perlengkapan lain juga buku yang seharusnya selalu mengikuti perkembangan setiap tahun. Perpustakaan juga sebagai wahana siswa dalam berpetualang dalam pendalaman sebuah materi yang disampaikan di kelas.
di Indonesia sendiri perpustakaan sekolah sudah ada tetapi belum menyeluruh, yang adapun kondisinya cukup memprihatinkan dimana buku – buku tidak terawatt dan system manajemen di dalamnya juga tidak di atur sedemikian rupa. Terbukti banyaknya buku – buku yang tidak kembali. Bahkan ada juga pertpustakaan yang tidak dapat berjalan atau berubah fungsi menjadi gudang.
Kurangnya pengendalian dari pimpinan ini juga menjadi problem tersendiri, baik buruknya perpustakaan sebagai wahana menuntut ilmu siswa tak lepas dari kepemimpinan kepala sekolah sebagai pengendali. Sementara pengendalian sendiri berarati proses untuk memastiukan bahwa aktifitas sebenarnya sesuai dengan aktifitas yang telah di rencanakan. 
Sementara menurut fungsinya perpustakaan sendiri mempunyai fungsi utama untuk menambah wawasan para siswanya, lantas bagaimana dengan yang tidak dilengkapi perpustakaan? Di beberapa wilayah di Indonesia ada beberapa sekolah yang tidak memiliki perpustakaan, jangankan perpustakaan untuk gedung saja terkadang ada yang tidak memadai lantas bagaimana permasalahan ini teratasi.
Pembangunan daerah terpencil yang sekarang telah mulai di berlakukan menjadi angin segar bagi daerah yang tertinggal. Bila saat ini di dalam sekolah tidak memiliki fasilitas seperti perpustakaan maka dapat di bilang sekolah itu tertinggal.

3.    Layanan Kantin Sekolah
Kantin diperlukan di tiap sekolah agar kebutuhan anak terhadap makanan yang bersih, bergizi dan higienis bagi anak sehingga kesehatan anak terjamin selama di sekolah. Guru bisa mengontrol dan berkonsultasi dengan pengelola kantin dalam menyediakan makanan yang sehat dan bergizi. Peranan lain dengan adanya kantin di dalam sekolah anak didik tidak berkeliaran mencari makanan dan tidak harus keluar dari lingkungan sekolah.
Kantin adalah tempat istirahat, yang berupa tempat jajanan yang berada di dalam sekolah, kantin adalah tempat dimana sebagian besar waktu istirahat siswa dihabiskan. Sebagai tempat yang sering dikunjungi siswa dan menjadi tempat terbesar dalam transaksi jual beli siswa di sekolah kan berguna mengajarkan kepada anak – anak akan beberapa hal.
Yang pertama akan dibahas adalah kita tahu bahwa di sebagian besar kantin yang ada di sekolah – sekolah di Indonesia, adalah di miliki oleh pegawai – pegawai yang ada di sekolah dan di bawah pengaasan langsung kepala sekolah. Kepala sekolah memonitoring semua kegiatan yang berlangsung di kantin. Hal ini di berlakukan karena kantin sebagai pusat jajanan siswa harus bisa menjaga kwalitas kesehatan jajanan yang dijual olehnya.
Pada sekolah yang telah dikatakan unggulan kantin adalah hal yang tak mungkin terlupakan dari manajemen kampus.  Kuwalitas jajanan yang di perjual belikan adalah hal mutlak yang harus terpenuhi. Menjadi hal yang biasa di sekolah yang di bilang unggulan bahwa kebersihan dan kesehatan sangat dijaga. Kantin sebagai tempat anak – anak beristirahat dan membeli jajanan haruslah mengajarkan dan menjaga kesehatan di lingkunganya.
Selain itu kantin juga sebagai praktik pengajaran kewirausahaan di sekolah. Cara megolah dan memasarkan suatu barang juga dapat di ajarkan kepada siswa melalui kantin. Karena ini juga akan mendukung palajaran kewira usahaan dalam kurikulum 2013. Kantin juga sedemikian penting dalam pemusatan transaksi jual beli jajanan di sekolah ini karena untuk menghindari siswa yang jajan sembarangan di tempat luar yang tidak dapat di monitoring langsumg oleh kepala sekolah.
Kesadaran akan kebersihan ini sering terlupakan di sebagian besar sekolah – sekolah di Indonesia, banyak kita temui di sekolah – sekolah non unggulan kantin hanya menjadi tempat bisnis beberapa oknum pegawai saja, tanpa ada fungsi pendidikannya.

4.    Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk dalam sebuah wadah yang bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Sasaran utama UKS untuk meningkatkan atau membina kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya. Program UKS sebagai berikut (1) mencapai lingkungan hidup yang sehat; (2) pendidikankesehatan; (3) pemeliharaan kesehatan di sekolah.
Layanan kesehatan atau dalam beberapa sekolah disebut dengan UKS adalah layanan kesehatan yang seharusnya ada dalam setiap sekolah. Hal ini adalah sebagai pertolongan pertama pengambilan tindakan jika ada siswa mengalami sakit.
UKS adalah tempat disekolah yang menjadi cermin untuk menjaga kesehatan, disini siswa di kenalkan tentang pentingnya melindungi diri dan berobat ketika sakit. Siswa di ajarkan pertolongan pertama jika ada teman atau dirinya sendiri yang sakit.
Kepala sekolah sebagai manager dalam sebuah sekolah tentu tak bisa menutup mata  entang pentingnya mengelola UKS, karena menjadi tempat pelayanan kesehatan di sekolah. Bagaimana kepala sekolah harus memonitoring obat – obatan yang tersedia juga bagaimana memlih pegawai yang memang seorang yang tahu tentang medis, semisal seorang perawat. Karena tentu UKS akan menjadi sia – sia jika tidak memiliki tenaga ahli yang tahu akan pentingnya kesehatan.
Di sekolah – sekolah maju UKS sangat diperhatikan sementara di sekolah – sekolah yang lain masih banyak kekurangan sana – sini tentang UKS. Dimana tidak adanya sebagian obat – obatan dan bahkan tidak memiliki tenaga perawat. Tentu hal ini sangat banyak kita jumpai saat ini. lantas bagaimana pelayanan kesehatan yang ada sekolah tersebut?
Sebagian alasan mengapa tidak terawatnya UKS adalah kurangnya anggaran, tentu ini menjadi hal yang memprihatinkan, seharusnya sekolah mampu menyediakan pelayanan kesehatan mengingat hal ini juga sebagai sarana pendidikan kesehatan bagi para siswa. Namun jika kendala masalah anggaran apalagi di daerah tertinggal maka hal ini dapa di maklumi.
Namun jika sekolah itu telah mampu menggunakan prasaran pelayanan kesehatan ini maka kepala sekolah berkewajiban memonitoring seluruh kegiatn di UKS guna untuk di evaluasi dan sebagai titik awal memajukan dan meningkatkan pelayanan di UKS.

5.    Layanan Transportasi dan Asrama
Sarana transport bagi peserta didik sebagai penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar, biasanya layanan transport diperlukan bagi peserta didik di tingkat prasekolah dan pendidikan dasar. Penyelenggaraan transportasi sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan atau pihak swasta.
Bagi siswa layanan asrama sangat berguna untuk mereka yang jauh dari keluarga sehingga membutuhkan tempat tinggal yang nyaman untuk mereka beristirahat. Biasanya yang mengadakan layanan asrama di tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Transportasi dan asrama adalah pelayanan yang tidak si semua sekolah di berikan. Hanya segelintir sekolah saja yang mempunyai layanan ini. bahkan di kota – kota besar pun jarang ada sekolah seperti ini. sekolah yang mempunyai pelayanan seperti ini mungkin banyak kita jumpai di luar negeri.
Adapun di Indonesia ada pelayanan seperti ini rata – rata pada perguruan tinggi, layanan ini ada karena upaya sekolah untuk memperlebar pengawasan terhadap anak didik. Anak didik yang berada di dalam asrama dan di antar jemput sekolah, memudahkan sekolah untuk memonitoring setiap siswa. Hal ini tentu cukup efekitf juga untuk mengurangi kenakalan – kenakalan siswa atau tindakan – tindakan yang merugikan siswa maupun sekolah.
Apakah hal ini bia diterapkan di Indonesia? Tentu bisa asalkan ada kemauan dan yang paling penting anggaran untuk fasilitas ini juga cukup besar, yang berimbas kepada mahalnya biaya sekolah, tapi jika mampu maka tak ada salahnya untuk mencoba.

6.    Pembinaan Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Salah satu wadah pembinaan peserta didik di sekolah adalah kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakulikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah bakat, minat dan kemampuannya. Melalui kegiatan ekstrakulikuler yang beragam peserta didik dapat mengembangangkan bakat, minat dan kemampuanya. Kegiatan-kegiatan peserta didik di sekolah khususnya kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah, guna menunjang pencapaian tujuan kurikulum.
Kegiatan ekstra adalah kegiatan diluar kegiatan intra sekolah, seperti halnya Pramuka, PMR, band atau Mading, dalam kegiatan ini siswa di ajarkan yang lain dari kegiatan intra. Siswa di asah pada karakternya.
Kegiatan Pramuka misalnya siswa di ajarkan untuk berdisiplin dan mencintai lingkungan, hal ini mungkin tidak didapatkan pada kegiatan intra, karena di pramuka di ajarkan kerja sama dengan kelompoknya masing – masing. Bagaimana tepat waktu, mengajatkan tentang kerapian, jiwa cekatan dan taat pada peraturan.
Hal berbeda adalah dalam kegiatan PMR dimana siswa di asah bagaimana menjadi manusia berbudi luhur, membantu sesame, gotong royong, juga sedikit di ajarkan tentang pertolongan pertama dalam kesehatan. Sensasi yang sama adalah datang dari kegiatan band, siswa di asah jiwa seninya, kepekaan sosial dari lagu – lagu yang dinyanyikan.
Atau dengan kegiatan madding, belajar jadi wartawan diasah jiwa penyelidik, kritis dan cekatan dalam setiap datang informasi, berlatih mengelola madding dan sebagainya. Itu tadi adalah pembentukan karakter melalui kegiatan ekstra. Dimana siswa dilatih dan belajar apa yang tidak di dapatkan di kegiatan intra sekolah.
Tapi harus selalu ingat bahwa kepala sekolah tetap harus mengontrol semua kegiatan ekstra, karena kegiatan ini terselenggara tak lepas dari dukungan sekolah itu sendiri. Tak jarang banyk siswa yang berprestasi dan mengangkat nama sekolah melalui kegiatan – kegiatan ekstra yang ada di sekolah.
Dalam pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler dibimbing oleh guru, sehingga waktu pelaksanaan berjalan dengan baik. Dengan Demikian, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ikut andil dalam menciptakan tingkat kecerdasan yang tinggi. Kegiatan ini bukan termasuk materi pelajaran yang terpisah dari materi pelajaran lainnya, bahwa dapat dilaksanakan di sela-sela penyampaian materi pelajaran, mengingat kegiatan tersebut merupakan Bagian penting dari kurikulum sekolah.Kegiatan ini menjadi salah satu unsur penting dalam membangun kepribadian peserta didik. Seperti yang tersebut dalam tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1987) sebagai berikut:
1.    Kegiatan ekstrakurikuler harus meningkatkan kemampuan peserta   didik beraspek kognitif, afektif dan psikomotor.
2.    Mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
3.    Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.
       Dari tujuan ekstrakurikuler di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrakurikuler erat hubungannya dengan prestasi belajar peserta didik. Melalui kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat bertambah wawasan mengenai mata pelajaran yang erat kaitannya dengan pelajaran di ruang kelas dan biasanya yang membimbing siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah guru bidang studi yang bersangkutan. Melalui kegiatan ekstrakurikuler juga siswa dapat menyalurkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki. Salah satu ciri kegiatan ekstrakurikuler adalah keanekaragamannya, hampir semua minat remaja dapat digunakan sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler.
Bebagai macam pembinaan kepada peserta didik adalah untuk menghasilkan manusia – manusia berpendidikan guna mewujudkan arti dari pendidikan itu sendiri.
Karena pendidikan adalah sebagai bagian yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan individu di luar system pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relative singkat dan dengan metode yang lebih mengitamakan pada praktik dari pada teori. Sementara itu, ketrampilan disini adalah meliputi pengertian physical skill, intelektual skill, social skill, managerial skill, dan lain – lain. 
Oleh karena itu baik kegiatan ekstra intra dan pelayanan – pelayanan di sekolah haruslah mampu mewujudkan arti dan tujuan pendidikan itu sendiri, semua pihak kepala sekolah, guru, dan masyarakat menjadi faktor yang tak terelakan sebagai pihak – pihak yang mempunyai tanggung jawab mewujudkan pendidikan yang memanusiakan manusia.


























BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Manajemen peserta didik merupakan penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai dari siswa itu masuk sampai dengan keluar dari suatu sekolah. Manajemen peserta didik tidak semata pencatatan data peserta didik kan tetapi meliputi aspek yang lebih luas yaitu dapat membantu upaya pertumbuhan anak melalui proses pendidikan di sekolah.
manajemen peserta didik adalah pembinaan terhadap peserta didik yang meliputi layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik. Layanan-layanan yang dibutuhkan peserta didik di sekolah meliputi :
a)    Layanan bimbingan dan konseling
Layanan BK atau ( bimbingan konseling ) adalah sesuatu yang vital saat ini. kita tahu sendiri tahu bahwa saat ini kebutuhan akan fungsi BK di sekolah semakin tinggi. Fungsi BK dapat kita simpulkan menjadi beberapa garis besar.
1.    Penelusuran minat dan bakat.
2.    Sebagai pendamping siswa dalam berbagai permasalahan di sekolah terutama belajar.
3.    Sebagai motivator bagi siswa.
b)    Layanan perpustakaan
Bagi siswa perpustakaan bisa menjadi penyedia bahan pustaka yang memperkaya dan memperluas cakrawala pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, membantu siswa dalam mengadakan penelitian, memperdalam pengetahuannya berkaitan dengan subjek yang diminati, serta meningkatkan minat baca siswa dengan adanya bimbingan membaca, dan sebagainya.
c)    Layanan kantin
Kantin adalah tempat istirahat, yang berupa tempat jajanan yang berada di dalam sekolah, kantin adalah tempat dimana sebagian besar waktu istirahat siswa dihabiskan. Sebagai tempat yang sering dikunjungi siswa dan menjadi tempat terbesar dalam transaksi jual beli siswa di sekolah kan berguna mengajarkan kepada anak – anak akan beberapa hal.
d)    Layanan kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk dalam sebuah wadah yang bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Sasaran utama UKS untuk meningkatkan atau membina kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya. Program UKS sebagai berikut (1) mencapai lingkungan hidup yang sehat; (2) pendidikankesehatan; (3) pemeliharaan kesehatan di sekolah.
e)    Layanan transportasi dan Layanan asrama
Transportasi dan asrama adalah pelayanan yang tidak si semua sekolah di berikan. Hanya segelintir sekolah saja yang mempunyai layanan ini. bahkan di kota – kota besar pun jarang ada sekolah seperti ini. sekolah yang mempunyai pelayanan seperti ini mungkin banyak kita jumpai di luar negeri.
f)    Pembinaan melalui kegiatan ekstakulikuler
    Salah satu wadah pembinaan peserta didik di sekolah adalah kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakulikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah bakat, minat dan kemampuannya. Melalui kegiatan ekstrakulikuler yang beragam peserta didik dapat mengembangangkan bakat, minat dan kemampuanya. Kegiatan-kegiatan peserta didik di sekolah khususnya kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah, guna menunjang pencapaian tujuan kurikulum.




DAFTAR PUSTAKA
Education of management, Veithzal rifai dan sylviana murni, Jakarta:Rajawali pers, 2012
Psikologi belajar, Muhibbin syah, Jakarta:Rajawali pers, 2012
Manajemen sekolah, Rohiat, Bandung:Refika aditama, 2010
B. Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (PT. Rineka Cipta: Jakarta 1997).   
Amal A.A, Mengembangkan Kreatifitas Anak (Pustaka Kautsar: Jakarta Timur, 2005)
 Thohirin, bimbingan dan konseling, ( RAJ : jakarta, 2013 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar