Jumat, 28 November 2014

RINGKASAN

BAB 1 Keharusan Menuntut Ilmu

Surah al-Alaq : 1-5

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ {1} خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ {2} اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ {3} الَّذِي عَلَّمَ ابِالْقَلَمِ {4} عَلَّمَ اْلإِنسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ {5}
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. “

Penjelasan : اقْرَأْ  adalah sebuah kalimat perintah yang menunjukkan bahwa manusia tidak boleh buta akan ilmu dan pengetahuan guna kemulyaan kehidupannya, selain itu tujuan utamanya adalah untuk beribadah kepada allah swt.

Surat al-Ghasyiyah (88) : 17-20

أَفَلاَ يَنظُرُونَ إِلىَ اْلإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ {17} وَإِلىَ السَّمَآءِ كَيْفَ رُفِعَتْ {18} وَإِلىَ الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ {19} وَإِلىَ اْلأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ {20}
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan, Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan, Dan bumi bagaimana ia dihamparkan .”

Penjelasan : bahwa pada mufradat tersebut menunjukkan tentang sindiran allah kepada manusia untuk berfikir tentang penciptaan dan keagunan allah melalui makluk sekitar manusia.



Surah ar-Rahman (55) : 33

يَامَعْشَرَ الْجِنِّ وَاْلإِنسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَن تَنفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ فَانفُذُوا لاَتَنفُذُونَ إِلاَّ بِسُلْطَانٍ {33}
“Hai jama'ah jin dan manusia ,jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.”

Penjelasan : bahwa didalam RahmanNya Allah itu kepada kita manusia dan jin ialah kebebasan yang diberikan kepada kita untuk melintasi alam ini dengan sepenuh tenaga yang ada pada kita, dengan segenap akal dan budi kita. Karena mendalamnya pengetahuan. Namun di akhir ayat Tuhan memberi ingat bahwa kekuatanmu itu tetap terbatas.

Surah at-Taubah ( 9 ) : 122

وَمَاكَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَآفَةً فَلَوْلاَ نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِنهُمْ طَآئِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ {122}
“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu'min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”

Penjelasan : Ayat ini menggaris bawahi pentingnya memperdalam ilmu dan menyebarluaskan informasi yang benar. Ia tidak kurang penting dari upaya mempertahankan wilayah. Bahkan, pertahanan wilayah berkaitan erat dengan kemampuan informasi serta kehandaian ilmu pengetahuan atau sumber daya manusia.

BAB 2 Sifat dan Kedudukan Ilmuwan

    Surah al-Fathir (35 ) : 27 – 28

أَلَمْ تَرَ أَنَّ الَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا ۚوَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ

“Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menurunkan air dari langit lalu dengan air itu kami hasilkan buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.” (Qs.al-fathir ayat 27)

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗإِنَّمَا يَخْشَى الَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗإِنَّ الَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun.” (Qs.al-fathir ayat 28)

Penjelasan : bahwa Allah telah mengingatkan kepada Rasulullah dan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan sesuatu yang ada disekitar dan itulah bukti kuasa-Nya.





   
    Surah al-Mujaadalah (58) : 11

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انشُزُوا فَانشُزُوا يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُُ {11}

    “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Penjelasan : Dengan keikut sertaan kita dalam menuntut ilmu maka allah akan mengangkat derajat kita dan derajat serat kemulyaan kita berbeda dengan orang yang tidak berilmu.

    Surah az-Zumar (39 ) : 9

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ ءَانَآءَ الَّيْلِ سَاجِدًا وَقَآئِمًا يَحْذَرُ اْلأَخِرَةَ وَيَرْجُوا رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لاَيَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُوا اْلأَلْبَابِ {9}

“ Apakah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dalam keadaan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhanya? Katakanlah: “ Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang dapat menarik pelajaran adalah Ulul Albab.”

Penjelasan : Ayat di atas menegaskan perbedaan sikap dan ganjaran yang akan mereka terima dengan sikap dan ganjaran bagi orang-orang beriman dan termasuk sindiran allah tentang perbedaan orang yang berilmu dan tidak.

Surah an-Naml ( 27) : 40

قَالَ الَّذِي عِندَهُ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتَابِ أَنَا ءَاتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَن يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَءَاهُ مُسْتَقِرًّا عِندَهُ قَالَ هَذَا مِن فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ {40}
“Berkatalah seseorang yang memiliki ilmu dari al-kitab: “Aku akan datang kepadamu denganya sebelum matamu berkedip. “ Maka tatkala dia melihatnya terletak di hadapanya, dia pun berkata: “ Ini termasuk karunia Tuhanku untuk menguji aku apakah aku bersyukur atau kufur. Dan barang siapa bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa kufur maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”

Penjelasan : Sebuah contoh akan kelebihan orang yang berilmu dapat memindahkan dengan sekejap istana di depan nabi sulaiman.

BAB 3 Fitrah dan Potensi Dasar manusia

Surah al Baqarah : 30
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".  “
Penjelasan : kedudukan spiritual manusia dan nilai semua manfaat pada ayat ini menunjukkan secara sempurna adanya kekuatan dan kebesaran Allah Swt, di samping kewajiban bersyukur dan beribadah kepadanya.

Surah an Naml : 62

أَمْ مَنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi[1104]? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).”

Penjelasan : menjelaskan keadaan dan situasi yang manusia hadapi yang nantinya akan menjadikan mereka khalifah.

Surah Al shad : 26
يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
“ Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.”
Penjelasan : bahwa sebagai khalifah di bumi, manusia dianjurkan untuk tidak menuruti hawa nafsunya, karena itu akan menyesatkan dari jalan Allah dan akan mendapat adzab yang berat.

Surah Ar Rum : 30
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Penjelasan : Ayat ini menyuruh Nabi Muhammad meneruskan tugasnya dalam menyampaikan dakwah, dengan membiarkan kaum musyrik yang keras kepala itu dalam kesesatannya. Dalam ayat ini terdapat kalimat yang menunjukkan perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk mengikuti agama yang lurus yaitu agama Islam, dan mengikuti firman Allah. Ada yang berpendapat bahwa kalimat itu berarti bahwa Allah yang telah dijadikan-Nya bagi manusia.

Surah Al A’raf : 172
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
Penjelasan : Ayat ini berbicara tentang kaum musyrikin Mekah. Ia dikemukakan disini dalam konteks uraian tentang pengingkaran janji yang dilakukan oleh Bani Israil. Sambil berbicara tentang hal tersebut Al-Qur’an beralih sejenak untuk mengingatkan kaum musyrikin bahwa mereka pun mengingkari perjanjian.

Surah Al Ankabut : 13

وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالا مَعَ أَثْقَالِهِمْ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ
“Dan mereka benar-benar akan memikul dosa-dosa mereka sendiri, dan dosa-dosa yang lain bersama dosa mereka[30], dan pada hari Kiamat mereka pasti akan ditanya tentang kebohongan yang selalu mereka ada-adakan.”

Penjelasan : bahwa kita hidup bukan untuk berbohong, karena berbohong itu dosa dan suatu saat nanti (kiamat) akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang telah mereka lakukan.

BAB 4 Hakekat Pendidikan

Surah Jum'at (62): 2

وَيُعَلِّمُهُمُوَيُزَكِّيهِمْآيَاتِهِعَلَيْهِمْيَتْلُومِنْهُمْرَسُولاالأمِّيِّينَفِيبَعَثَالَّذِيهُوَ
(٢)مُبِينٍضَلالٍلَفِيقَبْلُمِنْكَانُوا وَإِنْوَالْحِكْمَةَالْكِتَابَ
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan aya-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.

Penjelasan : Rasulullah sebagai pengajar dan pendidik bagi umat manusia , untuk membacakan ayat-ayat Allah dan untuk menyucikan mereka dari kotoran-kotoran kemusyrikan dan akhlak jahiliyah sehingga mereka menuju jalan yang diridhoi Allah.

Surah asy-Syams (91) : 8-10

(٨)وَتَقْوَاهَا فُجُورَهَا  فَأَلْهَمَهَا
(٩) قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا
 (١٠)هاسَّاد᷇ مَنْ خَابَ وَقَدْ
8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan.
9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu.
10. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
Penjelasan : bahwa orang yang menyucikan jiwanya akan memperoleh keberuntungan dan orang yang mengotori jiwanya akan di adzab oleh Allah.

BAB 5 Tujuan Pendidikan

 Surah Yusuf (12 ) : 76; 2

َبَدَأَ بِأَوْعِيَتِهِمْ قَبْلَ وِعَاءِ أَخِيهِ ثُمَّ اسْتَخْرَجَهَا مِنْ وِعَاءِ أَخِيهِ ۚ كَذَٰلِكَ كِدْنَا لِيُوسُفَ ۖ مَا كَانَ لِيَأْخُذَ أَخَاهُ فِي دِينِ الْمَلِكِ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ ۚ نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشَاءُ ۗ وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ

“Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya. Demikian kami atur untuk (mencapai maksud) yusuf. Tiadalah patut yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendakinya. Kami tinggikan derajat orang yang kami kehendaki: dan diatas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu adalah Yang Maha Mengetahui.”

Penjelasan : Allah Maha Adil dan Maha mengetahui karena Allah akan meninggikan derajat kepada orang-orang yang Kami kehendaki yaitu orang-orang yang berpengetahuan.

Surah Thaha (20) : 114; 3.

فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۗ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُقْضَىٰ إِلَيْكَ وَحْيُهُ ۖ وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
“Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca al-qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”.

Penjelasan : manusia dapat menambah ilmu dari  apa yang telah diberikan Allah swt yaitu petunjuk dengan diturunkannya la quran sebagai huda (petunjuk), syifa (obat), dan sebagaian nama lain alquran yang mana agar manusia dapat mengambil pelajaran, melansungjkan proses pendidikan dengan apa yang telah allah swt tuntunkan dalam al-quran.

Surah al-Baqarah (2) : 201 – 202

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار (201)
أُولَٰئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا ۚ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَاب(202)

“Dan diantara mereka ada orang yang mendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia maupun dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. (201) Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari apa yang mereka usakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (202)

Penjelasan : bahwa dalam tercapainya kebahagiaan, manusia berdoa, memohon kasih sayang dan anugerah Allah swt dan berharap untuk mendapatkan kebahagiaan yang baik di dunia dan akhirat.

BAB 6 Pendidik dan Tugasnya

Surah ar-Rahman (55) : 1– 4:

اَلرَّحمٰنُۙ‏ ﴿۱﴾  عَلَّمَ القُرۡاٰنَؕ‏ ﴿۲﴾  خَلَقَ الاِنۡسَانَۙ‏ ﴿۳﴾  عَلَّمَهُ البَيَانَ‏ ﴿۴﴾

(1)    (Allah) Yang Maha Pengasih, (2)Yang telah mengajarkan Al-Qur’an,   (3) Dia menciptakan manusia, (4) mengajarnya pandai berbicara.

Penjelasan : Pertama-tama dimulai dengan sesuatu yang harus dipelajari, yaitu Alquran yang menjamin kebahagiaan, lalu diikuti dengan belajar kemudian ketiga cara dan metode belajar, dan seterusnya berpindah kepada membacakan benda-benda angkasa yang diambil manfaat dari padanya.

Surah an-Najm (53) : 5-6

عَلَّمَهٗ شَدِيدُ القُوٰىۙ‏ ﴿۵﴾  ذُوۡ مِرَّةٍؕ فَاستَوٰىۙ‏ ﴿۶﴾

(5) yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, (6) yang mempunyai keteguhan; maka (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli (rupa yang bagus dan perkasa).

Penjelasan : Nabi Muhammad kuat pada hafalannya,maka jibril membimbing Nabi sampai Nabi bisa. jibril membimbing Nabi dengan menampakkan wujud aslinya. Seorang yang mengajar tidak mutlak mengajarkan sesuatu yang bersumber dari sang pengajar. Bukankah kita mengajar anak kita membaca, padahal sering kali bacaan yang diajarkan itu bukan karya kita.Menyampaikan atau menjelaskan sesuatu secara baik dan benar adalah salah satu bentuk pengajaran.

Surah an-Nahl (16) : 43-44

وَمَاۤ اَرۡسَلنَا مِنۡ قَبلِكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوۡحِىۡۤ اِلَيهِمۡ‌ فَســـَٔلُوۡۤا اَهلَ الذِّكۡرِ اِنۡ كُنتُمۡ لَا تَعلَمُوۡنَۙ‏ ﴿۴۳﴾  بِالبَيِّنٰتِ وَالزُّبُرِ‌ؕ وَاَنزَلنَاۤ اِلَيكَ الذِّكرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ اِلَيهِمۡ وَلَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُوۡنَ‏ ﴿۴۴﴾

 “Dan tidaklah Kami mengutus sebelum engkau melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka bertanyalah kepada ahli-ahli yang telah mempunyai peringatan, jika kamu belum mengetahui. Dengan penjelasan-penjelasan dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepada engkau peringatan agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka, dan supaya mereka berpikir”

Penjelasan : kita sebagai manusia dianjurkan untuk selalu bertanya atau mencari pengetahuan kepada para ahli pengetahuan agar kita dapat lebih mengembangkan apa yang sebelumnya kita dapat atau tidak tau.

Surah al-Kahfi (18) : 65-66

فَوَجَدَا عَبدًا مِّنۡ عِبَادِنَاۤ اٰتَينٰهُ رَحمَةً مِّنۡ عِندِنَا وَعَلَّمنٰهُ مِنۡ لَّدُنَّا عِلمًا‏ ﴿۶۵﴾  قَالَ لَهٗ مُوۡسٰى هَلۡ اَتَّبِعُكَ عَلٰى اَنۡ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمتَ رُشدًا‏ ﴿۶۶﴾

 “Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami,yang telah Kami anugerahkan kepadanya rahmat, dari sisi Kami, dan yang telah Kami telah ajarkan kepadanya dari sisi Kami ilmu (65) Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?" (66).

Penjelasan : bahwa jika kita ingin pengetahuan bertambah maka kita harus berguru kepada orang yang benar-benar ahli dalam ilmu pengetahuan. Pada jaman nabi di sebut khidr  yaitu orang yang mendapat ilmu langsung dari Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar